Terminal BBM Donggala Rusak Akibat Gempa, BBM Dipasok dari Lokasi Ini

Gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala, memberi dampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Sep 2018, 17:35 WIB
Truk tangki Pertamina usai mengisi pasokan BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (persero) memastikan jika Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) ‎Donggala, tidak bisa memasok BBM karena mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo 7,4 di Donggala. Saat ini Pertamina sedang mencari  alternatif agar pasokan tetap normal.

Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo mengataan,‎ gempa bermagnitudo 7,4 di Donggala yang diikuti tsunami dan beberapa gempa susulan, memberi dampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.

"Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga saat ini, diketahui bahwa Terminal BBM Donggala mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami,"‎ kata Roby, di Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

Beberapa sarana dan fasilitas seperti trestle atau akses dari dermaga menuju TBBM dan filling shed atau tempat pengisian mobil tangki mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat dilakukan kegiatan penyaluran BBM.

"Akses jalan dari TBBM ke Palu dan Sulawesi Barat pun tidak dapat dilewati dikarenakan longsor dan kerusakan jalan," tambah dia.‎

Tim Puskodal Pertamina MOR VII telah menyiapkan rencana alternatif alih pasokan antar depot atau Regular, Alternative, Emergeny (RAE) untuk mengamankan pasokan energi ke Palu dan sekitarnya pasca gempa.

“Untuk penyaluran BBM, rencana alternatif suplai akan dilakukan melalui beberapa TBBM yakni TBBM Poso, TBBM Moutong, TBBM Toli-Toli dan TBBM Pare-Pare menyesuaikan kondisi jalur darat yang paling memungkinkan,” jelas Roby.

 


Pengutamaan Pasokan

Sejumlah kendaraan saat mengisi distribusi BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri, diutamakan suplai kepada PLN, TNI dan Polri. Alternatif suplai akan diluncurkan melalui TBBM Poso, Moutong, Toli-Toli dan Pare Pare.

‎Roby mengungkapkan, tiga dari lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) terdampak bencana hingga tidak dapat beroperasi. Sedangkan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Mutiara kondisinya aman tidak terdampak signifikan.

"Untuk pelayanan masyarakat melalui SPBU saat ini masih didata berapa yang masih bisa beroperasi. Nantinya penyaluran akan dipusatkan di SPBU-SPBU tersebut. Secara umum stok BBM dan LPG masih dalam kondisi aman," ujar Roby.

Untuk elpiji, alternatif suplai ke Palu rencananya dilakukan melalui SPPEK Tri Ariesta dari Gorontalo, juga dari Depot LPG Makassar dan Terminal LPG Bosowa. Selain itu telah disiagakan SPPBE alternatif yakni PT Mitra Utama, PT Nubuwwa Saltika, PT Pare Elpiji, dan PT Permata Alam Sulawesi serta pengiriman 150 tabung LPG 50 Kg dari SPPBE Makassar.

Sedangkan untuk Avtur, rencana dilakukan alih suplai ke DPPU Mutiara melalui TBBM Makassar, TBBM Gorontalo dan TBBM Luwuk. Penyaluran rencananya dilakukan melalui bridger (mobil tangki avtur), dengan memperhatikan kondisi akses jalan.

TBBM Donggala selama ini menyuplai bahan bakar ke 55 SPBU, 3 SPBU Nelayan, 3 Agen Premium Minyak Tanah dan Solar (APMS) serta 1 Agen Minyak Tanah (AMT). Wilayah pasokannya meliputi Kodya Palu, Kabupaten Donggala, Buol, Mamuju tengah, Mamuju Utara, Parimo, Poso, Sigi, Toli Toli. Sementara untuk kebutuhan elpiji di Sulawesi Tengah dipenuhi oleh 4 SPBBE.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya