Usai Gempa Palu Guncang Sulteng Muncul Lumpur dan Tanah Bergerak, Fenomena Apa?

Video munculnya lumpur yang mengalir membawa rumah warga menjadi viral usai gempa beberapa kali mengguncang wilayah Sulawesi Tengah.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 30 Sep 2018, 08:39 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memberikan keterangan pers di kantor BNPB Jakarta, Sabtu (29/9). BNPB menyatakan jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami di kota Palu sebanyak 48 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Video munculnya lumpur yang mengalir membawa rumah warga menjadi viral usai gempa beberapa kali mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng). Fenomena itu disebut sebagai likuifaksi (liquefaction).

"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction). Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitter-nya, @Sutopo_PN, Minggu (20/9/2018).

Dikutip dari laman Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), likuifaksi merupakan suatu proses yang membuat kekuatan tanah menghilang dengan cepat. Kekuatan serta daya dukung tanah menurun dikarenakan getaran yang diakibatkan gempa maupun guncangan lainnya.

"Likuifaksi bertanggung jawab atas banyaknya kerusakan yang mengerikan dalam sejarah gempa bumi di seluruh dunia," tulis iagi.or.id.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Efek yang Ditimbulkan

Likuifaksi dapat terjadi jika terdapat material lepas berupa pasir dan lanau yang berada di bawah muka air tanah, sehingga ruang poriantar butir terisi oleh air. Tanah yang terlikuifaksi tidak dapat menahan berat apapun yang berada di atasnya, baik itu berupa lapisan batuan di atasnya maupun bangunan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya daya dukung pada pondasi bangunan.

Efek yang dapat ditimbulkannya adalah menurunnya permukaan tanah di tempat terjadinya likuifaksi. Penurunan permukaan tanah dapat membuat permukaan menjadi dekat atau malah berada di bawah muka air tanah. Hal ini akan lebih buruk lagi jika ternyata terdapat struktur-struktur geologi di daerah tersebut.

Sebelum di Palu, gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta pada Mei 2007 juga telah memperlihatkan gejala likuifaksi. Terjadi kerusakan yang serius pada bangunan dan infrastruktur di Yogyakarta, termasuk daerah Pleret. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya