Liputan6.com, New York - Menteri luar negeri India, Sushma Swaraj, menuduh negara tetangga Pakistan menyembunyikan teroris, dalam sebuah pidato penuh kemarahan pada Sabtu 29 September, di hadapan Sidang Umum PBB.
Menlu Swaraj menolak tudingan bahwa India sedang berupaya mensabotase pembicaraan damai dengan Pakistan, dan menyebutnya sebagai "kebohongan lengkap."
Beberapa jam kemudian, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Minggu (30/9/2018), Pakistan membalas dengan pidatonya sendiri, yang menyatakan bahwa India "lebih menyukai politik daripada perdamaian".
Menlu Swaraj juga menunjukkan fakta bahwa Osama bin Laden telah hidup tenang di Pakistan, sebelum dia ditemukan dan dibunuh oleh tim US Navy SEAL.
Baca Juga
Advertisement
Ditambahkan olehnya, bahwa dalang serangan teror di Mumbai pada 2008 silam, di mana 168 orang meninggal, "masih mengembara di jalan-jalan Pakistan tanpa tuntutan hukum".
"Dalam kasus kami, terorisme dibesarkan bukan di beberapa negeri yang jauh, tetapi di seberang perbatasan kami di sebelah barat," kata Menlu Swaraj.
"Keahlian tetangga kami tidak terbatas pada tempat bertelurnya terorisme, tetapi juga ahli dalam upaya menutupi kedengkian dengan kecurangan verbal," lanjutnya.
Di lain pihak, Pakistan membela diri dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak punya cukup bukti, untuk menangkap beberapa orang yang dituduh sebagai teroris oleh India.
Menlu Swaraj dan mitranya di Pakistan, Mahmood Qureshi, seharusnya bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB pekan ini.
India membatalkannya hanya satu hari setelah pengumuman jadwal terkait, menyusul pembunuhan seorang penjaga perbatasan India di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Simak video pilihan berikut:
Sempat Dikira Tanda Menggembirakan
Pengumuman pertemuan antara menlu India dan Pakistan sempat dianggap sebagai tanda yang menggembirakan, karena bisa memulai kembali perundingan damai yang buntu antara kedua negara.
New Delhi telah setuju untuk mengadakan pertemuan sebagai tanggapan atas surat dari Perdana Menteri Pakistan yang baru terpilih, Imran Khan.
Timpalannya dari India, Narendra Modi, menekankan perlunya perubahan positif, keinginan bersama untuk perdamaian dan kesiapan untuk membahas terorisme.
"Kami menerima proposal itu," kata Swaraj. "Namun dalam beberapa jam penerimaan kami, berita datang bahwa teroris telah membunuh salah satu prajurit kami. Apakah ini menunjukkan keinginan untuk berdialog?"
Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Pakistan Mahmood Qureshi, mengatakan ini adalah ketiga kalinya pemerintah India membatalkan agenda pembicaraan, "setiap kali dengan alasan yang lemah".
Sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947, Pakistan dan India telah bertempur dalam tiga perang, atas sengketa lahan di wilayah Jammu dan Kashmir.
"Sengketa Jammu dan Kashmir yang tak terselesaikan menghalangi realisasi tujuan perdamaian yang langgeng antara kedua negara," kata Qureshi.
"Selama lebih dari 70 tahun, hal tersebut tetap menjadi agenda Dewan Keamanan PBB, namun selalu menodai hati nurani kemanusiaan," lanjutnya.
Advertisement