Masih Berduka, Ini 5 Fakta Petugas Airnav yang Gugur Saat Bertugas

Fakta tentang petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu, Anthonius Gunawan Agung yang gugur ketika tengah bertugas.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 30 Sep 2018, 18:12 WIB
Anthonius Gunawan Agung, (twitter.com/_kiranalara)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok Anthonius Gunawan Agung memang tengah menjadi sorotan publik. Petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie itu meninggal dunia ketika tengah bertugas. Tak disangka, ketika gempa berlangsung di Palu pada Jumat (28/9/2018), itu menjadi tugas terakhirnya memandu Batik Air lepas landas.

Saat gempa terjadi, Anthonius Gunawan Agung berada di tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie. Saat itu Batik Air ID6231 sedang lepas landas menuju Makassar. Tak disangka, gempa tiba-tiba mengguncang.

Rekan korban yang sedang tidak melayani memutuskan turun dari tower. Namun Anthonius Gunawan Agung memilih tinggal. Ia memastikan bahwa pesawat Batik Air lepas landas dengan sempurna. Tak disangka, ia justru harus menjadi korban gempa.

Meninggalnya Anthonius Gunawan Agung meninggalkan duka mendalam. Namun banyak yang mengapresisasi kisah heroiknya. Berikut lima fakta tentang sosok Anthonius Gunawan Agung, seperti merangkum dari akun Twitter @AirNav_Official.

1. Sempat berikan clearance ke Batik Air

(Foto: irakoesno/twitter.com)

Anthonius Gunawan Agung tetap melaksanakan tugas saat gempa. Bahkan ia sempat memberikan clearance untuk lepas landas tiga menit lebih cepat. Clearance yang ia berikan ternyata menyelamatkan 148 penumpang Batik Air ID6231 dan tujuh kru pesawat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


2. Melompat dari lantai empat dan alami patah kaki

(Foto: brilio.net)

Setelah Batik Air ID6231 take-off, Agung langsung menyelamatkan diri. Ia lompat dari lantai empat tower. Aksinya tersebut membuatnya harus mengalami patah kaki. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.


3. Meninggal dalam perawatan

(Foto: AirNav_Official/twitter.com)

Hasil rontgen menyatakan bahwa Agung harus dirujuk ke rumah sakit lebih besar. Pasalnya diindikasikan ada luka dalam. AirNav berusaha mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Sayangnya, Agung meninggal sebelum helikopter tiba. Anthonius Gunawan Agung lahir di Abepura, 24 Oktober 1996. Ia meninggal di usia dua puluh dua tahun.


4. Jenazah dikuburkan di Makassar dan mendapat sambutan

(Foto: AirNav_Official/twitter.com)

Orangtua Agung berdomisil di Papua. Namun, banyak keluarga yang tinggal di Makassar. Pihak keluarga meminta agar jenazah dikuburkan di Makassar. Sesampainya di Makassar, jenazah mendapat penghormatan dari AirNav.


5. Mendapatkan kehormatan dengan naik dua pangkat

(Foto: AirNav_Official/twitter.com)

Direktur AirNav Novie Riyanto, telah berada d Makassar untuk menyambut kedatang jenazah dari Palu pada Sabtu (29/9/2018). Novie juga menyampaikan bahwa AirNav menaikkan pangkat Agung menjadi dua tingkat.

"Keluarga besar AirNav berduka atas berpulangnya Almarhum yg telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan. Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Pak Novie seperti dilansir dari Twitter/@AirNav_Official.

Selamat jalan Agung. Semoga engkau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME.

Reporter:

Kurnia Putri Utomo

Sumber: Brilio.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya