Liputan6.com, Jakarta - Anggota Gugus Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ridwan Habib menduga penyebaran hoaks terhadap pihaknya dilakukan oleh pihak ketiga.
Hal itu ia katakan dalam sebuah diskusi bertajuk 'Melawan hoaks di tahun politik' di Kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2018).
Advertisement
"Justru harus kita cari siapa sih ini sebenarnya. Jangan-jangan ada pihak-pihak ketiga yang tak ingin Indonesia baik-baik saja," kata Ridwan.
Ridwan mengatakan selama ini, hubungan antara Jokowi dengan Prabowo selalu baik-baik saja. Salah satunya terlihat saat Jokowi dan Prabowo berpelukan di final turnamen pencak silat Asian Games 2018 lalu.
"Kita khawatir. Karena secara pertemanan kan mereka baik, Pak Jokowi dan Prabowo berpelukan, Mas Sandi menyium tangan Kiai Maruf, tiga kali malah. Ini kan tak ada masalah sebenarnya," ungkapnya.
Dia menambahkan, pemberitaan tidak baik kadang muncul dari beberapa akun yang mengaku-ngaku sebagai pendukung kedua pasangan capres-cawapres di 2019. Akun semacam ini, lanjut dia, bisa memperkeruh hubungan kedua pasangan calon.
"Akun-akun anonim ini bisa menyerang keduanya. Ini buruk semuanya. Kita berharap Mabes Polri bisa mempunyai sarana dan kekuatan untuk meredam," tuturnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Jangan Mudah Percaya
Di tempat yang sama, Front Nasionalis Patria Dyaksa-Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno Wahyuni Refi meminta masyarakat tidak mudah percaya pada suatu isu atau pemberitaan. Dia berharap masyarakat bisa mengkroscek segala pemberitaan dan isu yang beredar sebelum mempercayainya.
"Kalau kita menerima, harus dicek apakah ini benar atau tidak. Hoaks sudah sangat merisaukan. Kalau dari Kominfo sudah ada alat mengecek hoaks ini jadi harapan kita. Di tim kami ini konsen juga karena ini jadi masalah bersama," ucapnya.
Wahyuni juga menilai berita atau isu hoaks sebagai sesuatu yang buruk bagi masyarakat. Pihaknya pun sudah mulai melatih para relawan untuk bisa membedakan antara hoaks dan fakta.
"Hoaks memberikan edukasi buruk di masyarakat. Jadi kewajiban bersama melawan. Kita juga ada tim yang mengedukasi relawan melalui pelatihan-pelatihan tentang batasan-batasan mana hoaks atau tidak," tandasnya.
Reporter: Sania Mashabi
Advertisement