Menhub Pastikan Seluruh Jalur Transportasi di Palu Sudah Kembali Normal

Budi Karya juga memastikan Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah mulai beroperasi setelah sebelumnya ditutup hanya dibuka untuk darurat.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 01 Okt 2018, 05:04 WIB
Orang-orang berjalan melewati mayat (penutup biru) setelah gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AFP /OLA GONDRONK)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan moda transportasi di Palu, baik darat maupun laut kembali normal. 

Dia juga memastikan bandara maupun pelabuhan dari dan ke Palu mulai beroperasi Minggu (30/9/2018). Seperti halnya kapal feri sudah mulai dioperasikan setelah kota tersebut dihantam gempa berkekuatan 7,4 yang mengakibatan tsunami. 

"Saya juga upayakan hari ini kapal feri mulai beroperasi," kata Menhub, Budi Karya di Palu, Minggu.

Menurut Budi Karya, moda transportasi kapal feri efektif untuk mengantar bantuan logistik. Sehingga kebutuhan para pengungsi korban gempa dan tsunami bisa tercukupi.

"Kalau dari Balikpapan dengan kapal 7 jam, itu yang paling potensial untuk menempuh ke Palu dan logistik orang-orang lebih gampang mestinya," ujar Budi.

Sebelumnya sejumlah kapal naik ke darat saat tsunami menerjang Kota Palu pada Jumat 28 Februari. Kapal-kapal itu disebut tidak mengalami kerusakan sehingga segera dibawa kembali ke laut.

Budi Karya juga memastikan Bandara Mutiara SIS Al Jufri sudah mulai beroperasi setelah sebelumnya ditutup hanya dibuka untuk darurat. Kini penerbangan komersil sudah mulai dibuka meski tidak semuanya. 

Untuk Minggu dijadwalkan ada 20 penerbangan pulang-pergi di bandara tersebut. Normalnya, operasional di bandara tersebut adalah 40 penerbangan pulang-pergi.

Ada 3 maskapai yang akan melayani penumpang dari dan ke Palu menurut Budi yakni Wings Air, Sriwijaya Air, dan Garuda Indonesia.

"Saya sudah tugaskan bahwa dari 40 take off-landing, kita perkirakan bisa 20 take off-landing maksimal-lah karena yang yang 20 take off-landing syarat dengan kualifikasi ATR sama yang 737-500 itu yang dimiliki oleh beberapa penerbangan," ujar Budi Karya.

Budi meminta operator segera mengoperasikan pesawat menuju Palu agar masyarakat bisa mengakses kota tersebut. Selain itu masyarakat di Palu yang sudah memiliki tiket pun dapat ke luar kota tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


832 Meninggal

Sebanyak 832 orang meninggal dunia akibat gempa Palu dan Donggala. Korban meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa yang diikuti oleh tsunami.

"Jumlah korban jiwa per 30 September 2018 pukul 13.00 WIB 832 orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Menurut dia, mayoritas korban merupakan warga Palu sebanyak 821 orang. Sementara, 11 korban lainnya merupakan warga Donggala.

BNPB juga mencatat 540 orang luka berat. Mereka dirawat di sejumlah rumah sakit.

Sebanyak 16.732 jiwa lainnya mengungsi. Mereka mengungsi di 24 titik di Palu dan Donggala.

"Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi, korban diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan daerahnya belum terjangkau tim SAR," ujar Sutopo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya