1.682 Warga Palu Masih Bertahan di Polda Sulteng

Koordinator posko Polda, Ahmar FN mengungkapkan, selain lima orang yang meninggal, ada banyak pasien rujukan dari RS Undata Palu, harus diinapkan di posko itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2018, 09:45 WIB
Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 1.682 warga Palu yang mengungsi di halaman Polda Sulteng masih terus bertahan di lokasi, meski kebutuhan logistik terus menipis.

Wartawan Antara, Senin pagi (1/10/2018), melaporkan ada lima orang meninggal di posko pengungsian itu akibat luka berat dan sakit.

Koordinator posko Polda, Ahmar FN mengungkapkan, selain lima orang yang meninggal, ada banyak pasien rujukan dari RS Undata Palu, harus diinapkan di posko itu.

Pihak Polda juga telah menyiapkan fasilitas tempat dan tenda, distribusi air bersih, penerangan serta kendaraan operasional yang sangat dibutuhkan.

Menurut laporannya, suplai makanan ke pengungsi masih sangat kurang. Sementara pengungsi sebagian besar berasal dari Talise, kampung nelayan, Kelurahan Tondo.

"Umumnya adalah anak-anak kuliahan," Ahmar.

Posko itu juga membantu warga untuk mendapatkan laporan keluarganya yang masih hilang atau belum ditemukan karena dari berbagai tim terus melakukan langkah evakuasi di semua lokasi terdampak gempa dan tsunami di Palu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Prioritaskan Evakuasi Korban

Sementara itu, Ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Palu, Minggu 30 September 2018, meminta jajarannya untuk memprioritaskan evakuasi korban sebagai langkah pertama penanganan bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.

Jokowi mengemukakan pernyataannya seusai meninjau langsung sejumlah titik terdampak bencana sepanjang hari Minggu, untuk menekankan proses evakuasi korban sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

"Yang pertama yang paling penting tadi saya tekankan pada seluruh kementerian, TNI, Polri, juga Pak Gubernur, agar penanganan yang dilakukan pertama adalah yang berkaitan dengan evakuasi," kata Jokowi di Bandara Mutiara Sis Al Jufri.

Terkait proses evakuasi ini, Presiden mengatakan ada beberapa desa yang masih belum bisa dievakuasi karena keterbatasan alat berat.

"Besok pagi insyaallah Pak Menteri PU sudah mengerahkan alat berat dari Mamuju, dari Gorontalo, dari Poso, dan nanti malam ini datang jadi besok pagi mulai evakuasi di tempat-tempat yang masih kita perkirakan ada korban yang belum bisa kita ambil," tutur Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya