Liputan6.com, Jakarta Demi mencapai kemandirian bawang putih tahun 2021, Kabupaten Banyuwangi kini menjadi salah satu sentra pengembangan bawang putih yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan). Dengan ketinggian medium sekitar 650 mdpl, lahan disekitar kawah Ijen yang dulunya tidak produktif, kini menjelma menjadi hamparan lahan bawang putih yang subur.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikuktura, Prihasto Setyanto, saat melakukan kunjungan kerja meninjau lokasi pengembangan bawang putih ke Banyuwangi pada Sabtu (29/9) takjub melihat areal bawang putih diantara hamparan padi. Bawang putih memang merupakan tanaman subtropis yang tumbuh pada suhu relatif sejuk bahkan ke arah dingin, dan butuh perngairan cukup.
Advertisement
"Saya liat kuncinya di air yang melimpah, benih sesuai anjuran, dan petani yang semangat. Untuk ukuran petani pemula, hasil sementara ini sudah bagus. Hanya masih perlu ditingkatkan lagi pemeliharaannya supaya menghasilkan umbi ukuran besar," ujar Prihasto.
"Jangan sampai telat menyiram karena sebagus apapun benihnya kalau kekurangan air, umbinya tidak akan optimal," terangnya.
Kesuksesan pengembangan lahan bawang putih di Banyuwangi ini tak lepas dari pogram wajib tanam bagi pelaku usaha impor bawang putih sebagaimana diatur dalam Permentan No. 38 tahun 2017. Disebutkan bahwa, pelaku usaha impor bawang putih wajib menanam 5% dari volume pengajuan impornya.
Geliat Bawang Putih di Banyuwangi
Antusiasme masyarakat Banyuwangi untuk mengembangkan bawang putih juga tampak baik. Lebih dari sekedar kewajiban, banyak inisiatif yang muncul dari pengembang bawang putih di sana baik perusahaan maupun para petani.
Salah satu inisiatif untuk program ini datang dari peserta wajib tanam bawang putih yang saat ini menjadi pengelola di Lijen Banyuwangi, yakni PT Sinar Padang Sejahtera (SPS). Untuk memenuhi target produksi minimal 6 ton per hektare, perusahaan ini tak segan menyiasati produksi dengan mengembangkan irigasi pipa ukuran 3 inci yang diambil jauh diatas lereng gunung sepanjang 6 km atau lebih dari 1.500 batang paralon.
"Kami tarik dari sumber mata air di kaki Gunung Ranti lalu ditampung di embung mini di lahan paling atas. Kemudian dialirkan secara gravitasi untuk menyirami lahan bawang putih seluas 116 hektare dengan pipa-pipa lebih kecil berdiameter 2 inci," ujar Fery pengelola lahan dari PT. SPS.
Selain itu, Prihaston juga melihat program tersebut juga ternyata membawa dampak positif kepada petani. Salah satunya, petani di sekitar lokasi menjadi terpancing untuk ikut menanam bawang putih seperti yang terjadi di beberapa desa di Kabupaten Banyuwangi. Sebuah kelompok tani berinisiatif mengembangkan perkebunan bawang putih setelah melihat langsung pertanaman milik importir PT SPS di Lijen.
Saat ini di Kecamatan Songgon misalnya, sudah tanam bawang putih 25 hektare pada ketinggial 650 mdpl dengan dibantu dari kegiatan APBN 2018. Lokasinya antara lain di di Desa Sragi dan Desa Bayu. Benihnya jenis Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning dikembangkan dengan baik, rata rata tanamanan sudah memasuki 65-75 hari.
"Terlebih setelah mendengar langsung pidato Pak Menteri Pertanian saat berkunjung kesana beberapa waktu lalu. Kami jadi makin semangat ingin mencoba. Kami berharap program tanam bawang putih ini terus dilanjutkan pemerintah sampai petani benar-benar berhasil," ungkap Agus Agus Supriyadi, Ketua Kelompok Tani Sawung Walik dari Desa Sragi Kecamatan Songgon di lereng Gunung Raung.
Sementara itu, Mohamad Khoiri, Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Banyuwangi yang turut mendampingi kunjungan menyebutkan bahwa potensi lahan di Banyuwangi sebenarnya masih luas.
"Potensi lahan sementara ada sekitar 250 hektar di kaki Gunung Raung tepatnya di Kecamatan Songgon tapi kami ingin pastikan petaninya siap dan yakin dulu supaya ke depan tidak jadi masalah," kata Khoiri. "Kalau ada pelaku usaha yang mau masuk Banyuwangi kami siap bantu fasilitasi," tambahnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah menyebutkan, bahwa secara nasional untuk swasembada bawang putih, dibutuhkan pengembangan lahan seluas 60 ribu hektare untuk konsumsi, dan 18 ribu hektar lahan untuk perbenihan. Direktorat Jenderal Hortikultura pin menyiapkan pendampingan bagi pelaku usaha dam petani yang serius merealisasikan pertanaman bawang putih baik terkait teknologi budidaya maupun konsultasi perbenihan.