Liputan6.com, Qalqilya: Dengan dalih menindak para warga Palestina pelaku bom bunuh diri, Israel memperluas serangannya ke Kota Qalqiya, Tepi Barat, Ahad (23/6). Sedikitnya 60 unit kendaraan lapis baja Israel, termasuk tank dan panser, menggelinding masuk ke Kota Qalqiya seraya memberondongkan tembakan ke berbagai arah. Permukiman Palestina di kota ini, mulai dari Bethlehem, Jenin, Nablus, Tulkarim, dan Bitounia dekat Ramallah, adalah sasaran terbaru Israel. Skala serangan kali ini memang lebih kecil dari April dan Mei silam. Namun, pemerintah Israel menegaskan bakal terus mencengkeram kota-kota Palestina selama mungkin.
Pemerintah Israel di Yerusalem juga telah mengeluarkan panggilan kepada para reservis atau tentara cadangan untuk dilatih dan kemudian diikutsertakan dalam mobilisasi pasukan pertahanan Israel (IDF). Hingga saat ini, dilaporkan sekitar 1.000 orang reservis telah memenuhi panggilan itu.
Mobilisasi pasukan cadangan ini langsung mendapat kecaman keras dari Presiden Palestina Yasser Arafat. Dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Yordania Marwan Muasher di Ramallah, Tepi Barat, Arafat menegaskan, upaya Israel menduduki kembali wilayah Palestina adalah satu kesalahan fatal. Agresi ini akan berdampak buruk pada stabilitas regional. Arafat menilai, Israel semata-mata ingin menggulingkan pemerintahan otorita Palestina dan institusi-institusinya. Ini menunjukkan Israel telah menginjak-injak kesepakatan Oslo.(ZAQ/Nlg)
Pemerintah Israel di Yerusalem juga telah mengeluarkan panggilan kepada para reservis atau tentara cadangan untuk dilatih dan kemudian diikutsertakan dalam mobilisasi pasukan pertahanan Israel (IDF). Hingga saat ini, dilaporkan sekitar 1.000 orang reservis telah memenuhi panggilan itu.
Mobilisasi pasukan cadangan ini langsung mendapat kecaman keras dari Presiden Palestina Yasser Arafat. Dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Yordania Marwan Muasher di Ramallah, Tepi Barat, Arafat menegaskan, upaya Israel menduduki kembali wilayah Palestina adalah satu kesalahan fatal. Agresi ini akan berdampak buruk pada stabilitas regional. Arafat menilai, Israel semata-mata ingin menggulingkan pemerintahan otorita Palestina dan institusi-institusinya. Ini menunjukkan Israel telah menginjak-injak kesepakatan Oslo.(ZAQ/Nlg)