Liputan6.com, Jakarta - Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) disusul dengan gelombang tsunami yang menerjang daerah Palu, Mamuju dan Donggala. Gempa dan tsunami ini mengakibatkan ratusan rumah hancur dan ratusan korban meninggal dunia.
Pascagempa, informasi akan adanya gempa susulan pun beredar di masyarakat. Sayangnya, banyak dari informasi gempa susulan tersebut tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan hanya meresahkan masyarakat.
Advertisement
Klaim
Sebuah pesan singkat mengenai prediksi gempa dan tsunami beredar melalui aplikasi Whatsapp. Pesan tersebut memperingatkan warga Palu akan adanya gempa susulan yang lebih besar, bermagnitudo lebih dari 8,1 serta berpotensi tsunami yang lebih besar. Pesan tersebut pun menyebutkan bahwa informasi diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Isi pesan itu adalah sebagai berikut:
"Tolong hubungi Mama Mea dll yang di Palu. Palu siaga 1. Barusan temanku di BMKG habis periksa alat pendeteksi gempa yang dorang taro dilaut. Kalau gempa susulan akan ada, lebih besar dari kemarin, berkekuatan 8.1 keatas dan berpotensi tsunami yang lebih besar dari kemarin."
Bantahan BNPB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membantah kebenaran pesan Whatsapp tersebut dan meminta masyarakat agar mengabaikan informasi hoaks tersebut.
"Hoaks ancaman gempa dan tsunami mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini ABAIKAN. Ini HOAX," tulis Sutopo dalam akun Twitter resminya, Senin (1/10/2018).
Sutopo pun menegaskan, berita tersebut bohong sebab tak ada satu alat pun yang dapat mendeteksi kedatangan gempa.
"Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti," tandas Sutopo.
Advertisement
Bantahan BMKG
BMKG pun turut menanggapi beredarnya kabar-kabar bohong terkait gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Melalui akun Twitter BMKG Sulsel, @BMKGSulsel, pihaknya menegaskan tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.
Sama seperti yang diungkapkan Sutopo, BMKG Sulsel juga menyatakan gempa dapat terjadi kapan saja dan sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu memprekdisi kapan pastinya gempabumi akan terjadi. Mereka lalu mengimbau masyarakat untuk tidak menanggapi isu-isu terkait prediksi tersebut dan hanya memperoleh informasi resmi dari BMKG.
Kesimpulan
Kabar mengenai akan adanya gempa susulan bermagnitudo 8,1 di Palu adalah kabar bohong. Menurut Humas BNPB, tidak ada alat yang mampu memprediksi gempa secara pasti. BMKG juga menyangkal telah mengeluarkan pernyataan terkait adanya gempa susulan tersebut. Masyarakat diimbau untuk memperhatikan informasi resmi hanya dari BMKG.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement
Bantu Sulawesi Tengah
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.