Ridwan Kamil Ungkap Sebab Bandara Kertajati Belum Optimal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu.

oleh Merdeka.com diperbarui 01 Okt 2018, 18:34 WIB
Bandara Kertajati Kabupaten Majalengka. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan ada beberapa persoalan dasar yang menyebabkan oprasional Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) belum optimal. Salah satunya yakni masih adanya kendala dari para pemegang saham.

"Rapat tadi bicarakan Kertajati, bandaranya sudah diresmikan tapi belum maksimal kan. Ternyata masih ada kendala pada level para pemegang saham," kata Ridwan Kamil usai melakukan rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Meski demikian, persoalan terkait dengan para pemegang saham itu sudah bisa diselesaikan. "Nah hari ini udah selesai semua clear. Dengan bantuan Pak Menko (Luhut), hal-hal bersifat shareholder sudah putus, adil artinya ada rolling direksi. Kalau direksinya minta permanen kan takut ada hal-hal yang kurang optimal. Jadi Alhamdulillah per hari ini urusan Kertajati oleh saya selesai," kata Ridwan Kamil.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu. Bandara ini menjadi bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Namun sayangnya, hingga kini keberadaan bandara internasional Jawa Barat tersebut belum bisa dilakukan secara optimal. Sebab jumlah penerbangan di bandara tersebut juga masih terbilang minim.

Bahkan sejumlah Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Nurhasan Zaidi sempat menilai peresmian Bandara Kertajati beberapa waktu lalu sangat terburu-buru. Sebab, operasional penerbangan hingga saat ini masih sangat minim, dan secara dampak perekonomian di kawasan tersebut pun belum dirasakan maksimal.

"Peresmian (Kertajati) terkesan secara tergesa-gesa, kapan operasionalnya? Katanya Surabaya tapi jalurnya belum jelas. Perlu penjelasan," ungkap Nurhasan beberapa waktu lalu.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.


Akses Jalan Jadi Penghambat Bandara Kertajati Berkembang

Bandara Kertajati Kabupaten Majalengka. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau biasa disebut Bandara Kertajati dinilai masih belum maksimal dalam menyerap penumpang angkutan udara. Salah satu sebabnya lantaran operasional penerbangan di bandara ini masih sangat minim.

Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Polana B Pramesti, mengatakan saat ini yang masih menjadi kendala di bandara tersebut adalah soal aksesibilitas. Oleh sebab itu, pemerintah tengah mengupayakan adanya tol yang tersambung ke bandara tersebut.

"Ya salah satu masalahnya akses, kemudian infrastruktur lain," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Selain masalah akses, lanjut dia, keberadaan infrastruktur penunjang lain juga menjadi kendala bagi bandara ini. Masalah tersebut harusnya mampu diatasi oleh pemerintah daerah (pemda) untuk mendorong peningkatan penumpang pesawat.

"Infrastruktur lain seperti hotel, komersial area, itu yang kita tunggu dari daerah. Kalau itu sudah siap baru kita kembangkan," kata dia.

Meski demikian, lanjut Polana, upaya pengembangan Bandara Kertajati tersebut akan terus dilakukan. Salah satunya dengan memperpanjang landasan pacu bandara dari sebelumnya 2.500 meter menjadi 3.000 meter.

"Sedang on progress.‎ (Target?)‎ Tahun ini," ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya