Liputan6.com, Pagaralam: Hamparan pohon teh yang sudah tua di sekitar Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, biasanya dijadikan kayu bakar atau terbuang begitu saja. Namun ditangan Erlan, limbah kayu teh ini dijadikan karya seni antik dan unik berupa kerajinan perabot rumah tangga.
Awalnya pada 2002 Erlan memanfaatkan limbah kayu teh jadi asbak dan kursi. Namun lambat laun kreativitas Erlan berkembang dan mulai membuat perabotan rumah tangga. Alhasil satu set kursi antik karya pertamanya berhasil menembus pasar Jakarta.
Erlan benar-benar memanfaatkan bahan alami untuk karyanya, seperti lem atau perekat yang dibuat sendiri dari getah pohon yang semuanya ada di hutan Pagaralam. Selain perekat bahan catnya-pun dibuat Erpan dari getah damar dan getah kayu yang dirahasiakannya.
Cat produksi Erlan ini ternyata bisa tahan puluhan tahun dan tahan gores. Karena itu getah pencampur itu sampai sekarang masih dirahasiakan Erlan.
Kerajinan perabot rumah dari kayu teh karya Erlan telah terkenal dan menyebar ke berbagai provinsi di Indonesia bahkan menembus pasar luar negeri, seperti Malaysia, Australia dan Arab Saudi. Harga satu set kursi tamu karya Erlan yang pada 2002 dijual satu setengah juta rupiah, kini bisa mencapai Rp 10 juta. Tapi bila menggunakan kayu yang sudah berumur ratusan tahun harganya lebih mahal lagi.(IAN)
Awalnya pada 2002 Erlan memanfaatkan limbah kayu teh jadi asbak dan kursi. Namun lambat laun kreativitas Erlan berkembang dan mulai membuat perabotan rumah tangga. Alhasil satu set kursi antik karya pertamanya berhasil menembus pasar Jakarta.
Erlan benar-benar memanfaatkan bahan alami untuk karyanya, seperti lem atau perekat yang dibuat sendiri dari getah pohon yang semuanya ada di hutan Pagaralam. Selain perekat bahan catnya-pun dibuat Erpan dari getah damar dan getah kayu yang dirahasiakannya.
Cat produksi Erlan ini ternyata bisa tahan puluhan tahun dan tahan gores. Karena itu getah pencampur itu sampai sekarang masih dirahasiakan Erlan.
Kerajinan perabot rumah dari kayu teh karya Erlan telah terkenal dan menyebar ke berbagai provinsi di Indonesia bahkan menembus pasar luar negeri, seperti Malaysia, Australia dan Arab Saudi. Harga satu set kursi tamu karya Erlan yang pada 2002 dijual satu setengah juta rupiah, kini bisa mencapai Rp 10 juta. Tapi bila menggunakan kayu yang sudah berumur ratusan tahun harganya lebih mahal lagi.(IAN)