Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Dirjen Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan meminta penjelasan dari Facebook Indonesia terkait dengan masalah keamanan yang baru saja terjadi belakangan.
Masalah keamanan yang dimaksud terjadi pada fitur "view as" atau "lihat sebagai", yang ditengarai bisa berdampak pada tindakan peretasan token akses pengguna oleh peretas.
Baca Juga
Advertisement
Dalam keterangan resmi Kemkominfo yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (2/10/2018), Kemkominfo meminta penjelasan melalui surat resmi yang dikirimkan kepada Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Rubben Hatari.
Adapun surat kepada Facebook dikirimkan oleh Dirjen Aptika dengan nomor S-259/Kominfo/DJAI/AI.05.04/10/2018 tanggal 1 Oktober 2018.
"Melalui surat tersebut, Kemkominfo juga meminta Facebook Indonesia untuk menjelaskan langkah-langkah yang telah dilakukan (oleh pihak Facebook) dalam menghadapi masalah keamanan pada fitur Facebook tersebut," kata Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu.
Pihak Kemkominfo, kata Fedinandus, sangat concern dengan isu keamanan pada fitur Facebook. Hal ini karena jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 115 juta orang.
"Isu perlindungan data pribadi warga negara Indonesia di internet menjadi salah satu fokus perhatian Kemkominfo," kata dia.
50 Juta User Jadi Korban
Facebook mengatakan pihaknya menemukan pelanggaran keamanan yang mempengaruhi hampir 50 juta akun pada awal pekan ini.
Isu tersebut merupakan masalah kebocoran baru yang membuat kepercayaan pengguna kian menurun terhadap media sosial ini dan juga berdampak pada bisnis perusahaan.
Tak lama kemudian, Facebook mengklaim pihaknya telah menangani kebocoran tersebut. Celah ini memungkinkan hacker mengambil alih akun pengguna.
Pihak penegak hukum dan regulator, termasuk Komisaris Perlindungan Data Irlandia, telah diberitahu tentang insiden tersebut. Demikian seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (29/9/2018)
Akun Facebook CEO Facebook Mark Zuckerberg dan COO Facebook Sheryl Sandberg, termasuk di antara pengguna yang ditargetkan oleh hacker.
Saham perusahaan pun turun 2,6 persen dengan penutupan sebesar US$ 164,46 di New York--secara total turun 6,8 persen di tahun ini.
Kebocoran data pengguna, pelanggaran keamanan, dan penyebaran informasi yang salah membuat Facebook harus menghadapi rapat dengar Kongres.
Perusahaan pemilik WhatsApp dan Instagram ini diduga mengumpulkan terlalu banyak informasi pribadi dan tidak menjaganya dengan baik.
Data adalah urat nadi dari bisnis periklanan Facebook, sehingga kesalahan tersebut tentu berdampak pada penghasilan perusahaan.
Advertisement
Memprihatinkan
Senator AS Mark Warner, Senat Komite Intelijen, mengatakan pelanggaran itu sangat memprihatinkan dan harus diselidiki secara mendalam. Regulator pengamanan data Irlandia mengatakan Facebook belum berbagi informasi yang cukup tentang serangan itu.
Ada celah dalam kode Facebook untuk fitur yang disebut "View As" yang memungkinkan orang melihat akun pengguna lain.
Kerentanan memungkinkan peretas untuk mencuri access tokens (token akses), kunci digital yang membuat orang tetap masuk ke Facebook, sehingga mereka tidak perlu memasukkan kembali kata sandi. Setelah masuk, para hacker dapat mengambil kendali.
“Serangan ini mengeksploitasi interaksi kompleks dari beberapa masalah dalam sistem kode kami. Ini berasal dari perubahan yang kami buat pada fitur pengunggahan video kami pada Juli 2017, yang berdampak pada 'View As',” kata Facebook.
Kerentanan itu digunakan hacker untuk mendapatkan token akses. Mereka kemudian berlanjut ke akun lainnya untuk mencuri lebih banyak token.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: