Temukan Cara Lawan Kanker, Dua Ilmuwan Dunia Dapat Penghargaan Nobel

Dua ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat dan Jepang mendapatkan penghargaan Nobel karena menemukan cara melawan kanker yang paling ampuh

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Okt 2018, 16:00 WIB
Ilustrasi nobel (AP)

Liputan6.com, Jakarta Dua ilmuwan dunia mendapatkan Penghargaan Nobel dalam bidang kimia. Mereka mendapatkan apresiasi karena penemuan tentang jenis pengobatan kanker yang memanfaatkan sistem kekebalan seseorang.

Penghargaan ini diberikan Komite Nobel di Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia, pada Senin (1/10/2018) waktu setempat.

"Dengan menstimulasi kemampuan yang melekat pada sistem kekebalan tubuh kita untuk menyerang sel-sel tumor, Pemenang Nobel tahun ini telah menetapkan prinsip yang sepenuhnya baru untuk terapi kanker," ujar Nobel Prize Foundation dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science pada Selasa (2/10/2018).

Kedua ilmuwan tersebut adalah James P. Allison dan Tasuku Honjo. Allison merupakan profesor di Pusat Kanker MD Anderson Universitas Texas, Houston, Amerika Serikat. Dia mempelajari protein yang dsebut CTLA-4 yang menghambat sistem kekebalan seseorang dengan mengerem tindakan sel T.

Dia sadar, bahwa jika dia dia bisa melepaskan "rem" itu, sistem kekebalan tubuh akan mendatangkan kerusakan pada tumor. Allison mengembangkan ide ini menjadi jenis pengobatan kanker terbaru.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Menemukan Hasil Positif

Perhatikan Makanan Apa Saja yang Boleh Dikonsumsi Oleh Pasien Kanker (Ilustrasi/iStockphoto)

Sementara itu, Honjo, adalah profesor di Universitas Kyoto, Jepang. Dia menemukan protein yang berfungsi seperti rem pada sistem kekebalan yang sama dan disebut PD-1. Mirip dengan penelitian Allison, penelitian Honjo hanya berbeda dari mekanismenya saja.

Penelitian Honjo mengarah pada perkembangan klinis yang mengobati pasien kanker dengan menargetkan protein tersebut.

Kedua protein tersebut telah terbukti menjadi target efektif yang dipercaya mampu mengobat berbagai jenis kanker. PD-1 telah menunjukkan hasil yang lebih kuat untuk sesuatu yang disebut terapi pemeriksaan kekebalan.

Penargetan PD-1 telah menunjukkan hasil positif dalam mengobati kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan melanoma.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan, dengan menggabungkan dua target protein tersebut mampu lebih efektif dalam pengobatan kanker terutama melanoma.

Honjo dan Allison akan membagi hadiah Nobel tersebut yang senilai 9 juta dalam krona Swedia atau 1,01 juta dolar yang dalam rupiah berarti sekitar 15 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya