Liputan6.com, Jakarta Bisnis kedai dan kafe kopi semakin berkembang pesat di Indonesia. Sayangnya, hal ini belum diimbangi ketersediaan tenaga barista yang menjadi salah satu profesi penting dalam industri kopi.
Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan mengadakan pelatihan barista profesional di berbagai daerah. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan bekal dasar menjadi barista yang diharapkan mampu memperluas kesempatan kerja baru.
Advertisement
Kepala Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (BBPPK dan PKK), Nana Mulyana, mengatakan bahwa pelatihan barista profesional menjadi salah satu pilihan pelatihan yang diminati karena profesi ini masih sangat dibutuhkan.
“Pelatihan barista semakin diminati seiring berkembangnya industri kopi dan mewabahnya kafe dan kedai kopi di Indonesia. Hal itu memberi peluang kerja sebagai barista yang menjadi sebuah profesi baru yang cukup menjanjikan,” ujarnya, dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker di Jakarta pada Senin (1/10/2018).
Dengan pelatihan intensif, peserta diarahkan untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan tentang kopi, seperti sejarah, jenis kopi, dan peluang usaha. Selain itu, mereka juga dibekali teknik-teknik meracik dan menyeduh kopi, mulai dari cupping, manual brew, espresso based, cappuccino, serta latte art.
Nana berharap akan ada penyerapan pasar kerja baru dengan munculnya barista-barista baru.
“Setidaknya, jika satu barista mendirikan kafe akan menarik dua pekerja baru mengelolanya,” ucapnya.
Sampai saat ini, setidaknya ada lebih dari 400 orang yang mengikuti pelatihan barista yang digelar Kemnaker. Pelatihan ini diselenggarakan di berbagai daerah, antara lain Jakarta, Bekasi, Bandung, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Batang, Depok, Mojokerto, dan Magelang.
Kepala Bagian Tata Usaha BBPPK dan PKK, Tarli SP, menambahkan bahwa tak hanya belajar meracik dan menyajikan kopi, para peserta pelatihan juga mendapatkan pendampingan dalam manajemen dan pengembangan bisnis.
“Selain bekerja sebagai barista di kafe atau kedai kopi, para peserta pelatihan juga diharapkan membuka wirausaha di bidang kopi yang memperluas kesempatan kerja baru dan mengurangi pengangguran,” kata Tarli seusai membuka pelatihan barista di Kampung Sentosa, Semarang, Jawa Tengah.
Agus Wijayanto, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Barista BBPPK dan PKK Lembang, mengatakan bahwa pelatihan barista yang digelar Kemnaker juga dapat mengerakkan perekonomian masyarakat setempat.
“Keberadaan kafe dan kedai kopi bukan hanya tren sesaat, tapi terus bertahan dan berkembang pesat. Apalagi Indonesia memiliki jenis-jenis kopi lokal yang digemari penikmat kopi di dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Untuk menjamin kualitas peserta pelatihan barista, kata Agus, BBPPK dan PKK juga melakukan uji kompetensi khusus bagi peserta lulusan pelatihan yang diadakan BBPPK dan PKK. Pengujian dilakukan terhadap peserta yang telah bekerja sebagai barista ataupun yang berhasil membuka kedai kopi di berbagai daerah.
(*)