Ini 8 Hoaks Soal Gempa Palu-Donggala

Ada sejumlah informasi hoaks beredar di ranah maya terkait gempa dan tsunami di wilayah Donggala, Palu, dan Mamuju, Sulawesi Tengah.

oleh Andina Librianty diperbarui 02 Okt 2018, 12:35 WIB
Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo/Rifki)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai pihak tak bertanggungjawab memanfaatkan bencana untuk menyebarkan hoaks, termasuk yang terkait dengan gempa dan tsunami di wilayah Donggala, Palu dan Mamuju, Sulawesi Tengah.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sejak Sabtu (29/9/2018), telah melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di internet.

Dari hasil pemantauan itu, ditemukan dan dikenali konten yang berisi informasi hoaks. Berikut fakta sesungguhnya dari informasi yang beredar tersebut:

1. Hoaks Bendungan Bili-Bili di Kab. Gowa Retak

Faktanya, bendungan Bili-bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa.

Muncul informasi di whatsapp akan terjadi gempa susulan berkekuatan 8.1 skala richter dan berpotensi tsunami. (Doc: Kominfo)

2. Hoaks Korban Musibah

Faktanya, foto yang digunakan tersebut adalah kejadian gempa tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, yang disebarluaskan kembali sebagai dokumentasi korban gempa tsunami Palu.

Foto hoaks korban yang terkena musibah gempa di Palu. (Doc: Kominfo)

3. Hoaks Walikota Palu Meninggal

Berita hoaks Walikota Palu meninggal karena Tsunami. (Doc: Kominfo)

Faktanya, Walikota Palu Hidayat tidak meninggal, dan kini turut melakukan tanggap darurat gempa di Palu.

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.


Hoaks Gempa Palu-Donggala

Petugas membersihkan puing-puing dari hotel Roa Roa yang runtuh di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala diperkirakan akan meningkat. (JEWEL SAMAD/AFP)

4. Hoaks gempa susulan

Muncul informasi di whatsapp akan terjadi gempa susulan berkekuatan 8.1 skala richter dan berpotensi tsunami. (Doc: Kominfo

Faktanya, tidak ada satu pun negara di dunia, serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu memprediksi gempa secara pasti. Hal ini disampaikan oleh Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

5. Hoaks gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7 SR

Informasi hoaks gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa palu 7.7. (Doc: Kominfo)

Faktanya, dalam gambar yang beredar adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi.

6. Hoaks mayat yang minta gempa

Foto hoaks Mayat(Lili Ali) yg minta gempa kemarin. (Doc: Kominfo)

Faktanya,  mayat yang mengapung di Sungai Siak Pekanbaru adalah ibu dari Sumatera Barat yang ingin menemui anaknya di Pekanbaru.


Hoaks Gempa Palu - Donggala

Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo)

7. Hoaks 2 Oktober akan kembali terjadi gempa Lagi

Muncul postingan di Facebook yang menyatakan tanggal 2 Oktober akan ada lagi gempa. (Doc: Kominfo)

Faktanya, kata Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, tidak ada satu pun negara di dunia dan Iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti.

8. Hoaks penerbangan gratis dari Makasar menuju Palu gratis bagi keluarga korban

Informasi terkait penerbangan gratis dari Makasar menuju Palu gratis bagi keluarga korban.. (Doc: Kominfo)

Faktanya, pesawat Hercules TNI AU menuju ke Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat.

Pemberangkatan dari Palu diprioritaskan untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita dan anak-anak, serta pasien ke Makasar.

Kemenkominfo kembali mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai begitu saja informasi yang beredar di ranah maya.

"Kementerian Kominfo mengimbau agar seluruh masyarakat tidak mudah mempercayai dan menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya atau tidak jelas sumbernya," kata Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, dalam keterangan remsinya, Selasa (2/10/2018).

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya