Rupiah Berakhir di Posisi 15.042 per Dolar AS, Efek Perang Dagang?

Pelemahan rupiah masih dipengaruhi oleh memburuknya situasi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Okt 2018, 17:50 WIB
Petugas menghitung uang pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (18/5). Pagi ini, nilai tukar rupiah melemah hingga sempat menyentuh ke Rp 14.130 per dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai rupiah ditutup melemah dan melewati level psikologis 15.000 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup 15.042 per dolar AS pada Selasa (2/10/2018). Sementara, hari ini IHSG juga ditutup menurun 68,98 poin atau 1,16 persen ke level 5.875,62. Padahal, pada pagi ini IHSG sempat menguat ke 5.947,25.

Beberapa pekan lalu, rupiah memang sempat menyentuh 15.000 per dolar AS tetapi sempat menurun sebelum penutupan. Tetapi, hari ini rupiah tetap di angka 15.000 per dolar AS sampai penutupan.

Financial Times mencatat bahwa langkah Bank Indonesia berhasil untuk menenangkan rasa panik awal dari kemungkinan terjadinya situasi krisis seperti di Turki dan Argentina.

"Retorika hawkish dari bank sentral untuk melakukan aksi front-loaded dan pre-emptive telah membantu membatasi kepanikan awal dari penularan (kondisi ekonomi) pasar negara berkembang," ujar Nicholas Mapa.

Menurut CNBC, keadaan pasar Asia masih dipengaruhi oleh memburuknya situasi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Situasi ini diperparah dengan naiknya harga minyak, sebagaimana sanksi AS terhadap Iran mulai berpengaruh.

Indeks Kospi juga ditutup turun 29,31 poin (1,25 persen) persen ke level 2.390,57. Indeks Hang Seng juga turun 662,14 poin (2,38 persen) ke level 27.126,38.

Yang terpantau menghijau adalah indeks Nikkei yang naik 24,86 pount (0,10 persen) ke level 24.270,62 dan indeks Shanghai juga naik 29,58 poin (1,06 persen) ke level 2.821,35.

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) bersama Kitabisa.com mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pembukaan Perdagangan Pagi Ini

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Selasa ini. Investor asing melakukan aksi beli pada perdagangan di pagi ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (2/10/2018), IHSG menguat tipis 2,64 poin atau 0,04 persen ke posisi 5.947,25. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat tipis 8,84 poin atau 0,15 persen ke posisi 5.953. Kemudian IHSG sempat bergerak di zona hijau tetapi naik tipis.

Indeks saham LQ45 naik 0,06 persen ke posisi 942,50. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham Infobank15 melemah 0,14 persen.

Sebanyak 112 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Selain itu 56 saham melemah dan 128 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.954,43 dan terendah 5.941,21.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 17.513 kali dengan volume perdagangan 205,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 208,1 miliar.

Investor asing beli saham Rp 693 juta di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.890.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 0,84 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 0,58 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,38 persen.

Selain itu, sektor saham infrastruktur melemah 0,15 persen, sektor saham barang konsumsi susut 0,02 persen dan sektor saham infrastruktur dasar merosot 0,11 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham AKPI naik 24,43 persen ke posisi Rp 1.095 per saham, saham CITY menanjak 24,41 persen ke posisi Rp 316 per saham, dan saham PNSE menguat 20,14 persen ke posisi Rp 835 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ARTA merosot 9,52 persen ke posisi Rp 190 per saham, saham GOLD turun 10,53 persen ke posisi Rp 510 per saham, dan saham GMFI susut 6,38 persen ke posisi Rp 264 per saham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya