Kisah Pilu Remaja Ditemukan Peluk Jasad Ibunda di Reruntuhan Gempa Palu

Nurul memeluk jasad ibunya di reruntuhan rumah. Korban gempa Palu yang kondisinya kritis itu dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Kota Palu.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2018, 19:00 WIB
Tim penyelamat mencari korban yang tertimpa reruntuhan Hotel Roa-Roa setelah gempa dan tsunami menghantam Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Sebanyak 18 negara menawarkan bantuan untuk bencana gempa dan tsunami Palu-Donggala. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Liputan6.com, Banjarbaru - Proses evakuasi korban gempa Palu dan Donggala terus dilakukan sejak gempa mengguncang wilayah itu. Tim SAR gabungan dari Kantor SAR Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berhasil mengevakuasi satu korban gempa yang selamat setelah sempat tertimbun reruntuhan bangunan pada Minggu, 30 September 2018, tengah malam.

Kepala Humas Kantor SAR Banjarmasin Iman Saputra di Kota Palu, Sulteng dihubungi Antara dari Banjarbaru, Kalsel, mengatakan, korban gempa Palu yang selamat dan berhasil dievakuasi atas nama Nurul berusia 15 tahun.

"Korban berhasil kami evakuasi dari reruntuhan bangunan rumahnya di Komplek Perumnas Balaroa dan proses evakuasi yang dibantu warga berjalan dramatis karena kami harus hati-hati mengeluarkannya," ujar dia, Senin (2/10/2018).

Ia mengatakan, saat ditemukan di bawah reruntuhan rumahnya, korban berpelukan dengan jasad sang ibu yang meninggal karena tertimbun bangunan setelah tiga hari bencana gempa bumi dan tsunami.

Iman menyebutkan tim yang berada di Palu bersama personel Kantor SAR dan potensi SAR dari Kalsel lainnya diturunkan membantu korban bencana, termasuk korban Nurul bertahan tiga hari sejak bencana terjadi.

"Saat ditemukan di reruntuhan rumahnya, kondisi korban cukup payah karena tiga hari tertimbun sehingga proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati agar korban bisa diselamatkan," ungkapnya.

Menurut dia, usai dievakuasi dari reruntuhan rumahnya, korban yang kondisinya cukup kritis dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Kota Palu untuk mendapatkan perawatan atas luka-luka dan psikologisnya.

"Fokus perhatian kami adalah mengevakuasi korban selamat dan tidak akan berhenti memberikan pertolongan kepada korban hingga yang bersangkutan bisa secepatnya diselamatkan," ucapnya.

Dia mengatakan, unsur yang dilibatkan dalam operasi pencarian korban gempa Palu sebanyak 44 orang terdiri dari Rescue Kansar Banjarmasin 17 orang, ABK KN SAR Laksamana 11 orang dan potensi SAR 16 orang.

Sementara, alat utama dan sarana diturunkan yakni KN SAR Laksmana, sepeda motor 2 unit dan peralatan masing-masing satu set ekstrikasi, vertikal, komunikasi, navigasi, satu HP satelit dan lampu emergensi.

"Kami bergabung dengan tim SAR lainnya di Kota Palu dan sekitarnya dengan masa tugas sampai batas waktu yang belum ditentukan dengan fokus mencari dan menolong korban bencana," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya