Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong BUMN Karya agar mampu berkiprah di luar negeri.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, mengatakan saat ini beberapa kontraktor lokal seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) telah mampu menunjukkan tajinya di negara lain seperti Aljazair, Afrika Utara.
"Ada jalan yang dikerjakan teman Wika kita di sana antara 2007-2013, sekitar 200 km dari Algier. Kita coba jalan ke sana, memperlihatkan bagaimana kualitas pekerjaan yang dilakukan bangsa kita," ujar dia di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
"Dan itu melewati pekerjaan yang dilakukan oleh China. Yang dikerjakan oleh China itu sudah 3 kali diperbaiki, Wika belum. Ini saya kira suatu kebanggan buat kita," tambahnya.
Dampaknya, dia melanjutkan, Wika telah berhasil merebut kepercayaan Pemerintah Aljazair yang kemudian menyodorkan proyek baru lain berupa pembangunan rumah susun.
"Pemerintah Aljazair memberikan lagi pekerjaan kepada teman2 Wika, itu membangun semacam rumah susun milik sebanyak 5 ribu unit. Desember ini akan dilakukan MoU dengan tim Kementerian Perumahan di sana," ungkap dia.
Ke depan, Syarif menyebutkan, pemerintah mendukung agar pihak kontraktor lokal dapat lanjut menembus potensi pasar infrastruktur di luar negeri, terutama di kawasan Afrika dan Asia.
Agar misi itu dapat tercapai, ia juga meminta bantuan dari para Duta Besar Indonesia agar mau menjembatani langkah BUMN Karya dalam negeri untuk berkiprah di kancah global.
"Saya kira peran duta besar-duta besar kita ini sangat penting. Kita berharap mereka bisa berperan untuk bisa bridging, karena kuncinya seperti itu," ujar dia.
BUMN Bakal Garap Proyek Infrastruktur di Aljazair
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjalin kesepakatan dengan Aljazair untuk meningkatkan kerjasama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) baru dengan penambahan ruang lingkup kerjasama teknik dalam pengembangan rumah tahan gempa.
Di samping itu, dalam kunjungan tersebut turut dijajaki potensi keterlibatan BUMN Karya pada proyek infrastruktur lainnya di Aljazair, terutama PT Wijaya Karya (Wika) yang telah merintis ekspor jasa konstruksi di Aljazair.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, sangat optimistis peluang kerjasama ini ke depannya salin menguntungkan bagi kedua negara dalam bidang infrastruktur.
Selain itu, ia juga menyampaikan rasa bangga, bahwa Wika telah menunjukkan hasil kerja yang baik, serta berharap perseroan untuk dapat selalu menunjukkan kinerja yang terbaik.
"Kebanggaan bagi Kementerian PUPR melihat kiprah PT. Wijaya Karya di Aljazair. PT Wika sebagai rujukan pembangunan infrastruktur di negara ini. Untuk teknis pekerjaan, kualitas pekerjaan tidak perlu diragukan. You are in the right hand, you can sleep well," ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu 26 September 2018.
Dia pun membandingkan hasil kerja Wika dengan pembangunan Grand Mosque yang dikerjakan oleh kontraktor negara lain. Ia menganggap hasil kerja perseroan tergolong lebih baik.
Lewat kesuksesan ini, lanjutnya, Wika harus bersiap untuk proyek yang lebih besar selanjutnya. Dia turut berpesan agar para pekerja tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga nama baik Indonesia.
erdapat empat proyek pembangunan rumah yang tengah dikerjakan oleh PT Wijaya Karya di Aljazair dengan total nilai Rp 2,1 triliun dan melibatkan sebanyak 480 orang pekerja. Proyek pertama adalah pembangunan 1.700 unit Logement yang terbagi menjadi 70 blok dengan per blok berjumlah 25 unit bangunan terdiri dari 5 lantai.
Proyek bernilai Rp 629 miliar dimulai pada September 2017 dan ditargetkan selesai dalam 24 bulan dimana progresnya telah mencapai 20 persen.
Kedua, yakni proyek pembangunan 2.250 Logement di Ain Defla dan Khemis Miliana di Provinsi Ain Defla. Nilai proyek sebesar Rp 851 miliar yang dimulai September 2017 dan waktu penyelesaian 28 bulan.
Ketiga, pembangunan 400 Logements di Kourifa dengan nilai Rp 155 miliar yang dimulai sejak Mei 2017 selama 18 bulan. Proyek keempat adalah pembangunan 1.000 Logements di Souidania senilai Rp 390 miliar selama 26 bulan sejak Maret 2017.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement