Masalah Pencernaan dan Tumor Intai Manusia yang Lakukan Perjalanan ke Mars

Radiasi luar angkasa seperti yang ditimbulkan dalam perjalanan ke Mars, bisa menyebabkan tumor di tubuh.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Okt 2018, 14:00 WIB
Planet Mars (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Pergi ke planet Mars mungkin menjadi salah satu hal yang diimpikan sebagian manusia Bumi. Namun, sebuah penelitian menemukan hal tersebut berisiko bagi tubuh manusia.

Seperti dilansir New York Post Rabu (3/10/2018), para peneliti dari Georgetown University Medical Center, Amerika Serikat, menjelaskan radiasi dari ruang angkasa mempengaruhi jaringan sistem pencernaan. Ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang berencana mengirim manusia pada misi jarak jauh, salah satunya ke Mars.

Studi ini berfokus pada efek ion berat yang berinteraksi dengan jaringan hidup, menyoroti efek partikel pada lambung dan usus besar, yang sangat terhadap gangguan.

Temuan yang dipublikasikan di Proceedings of National Academy of Sciences ini menyatakan, medan magnet bumi melakukan pekerjaan yang baik untuk melindungi kita dari serangan radiasi luar angkasa. Namun, para pelancong yang pergi ke Mars atau lainnya tidak akan seberuntung itu.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 


Meningkatkan Perkembangan Tumor

planet Mars (iStockPhoto)

Para astronaut belum menemukan solusi yang cocok untuk melindungi mereka dari radiasi kosmik semacam ini. Hal ini harus ditangani sebelum badan antariksa memutuskan untuk mengirimkan misi berawak ke Mars.

Jika tidak, radiasi angkasa mampu menghambat fungsi sistem gastrointestinal yang secara dramatis meningkatkan risiko perkembangan tumor.

"Dengan teknologi perisai saat ini, sulit untuk melindungi astronot dari efek buruk radiasi ion berat," ujar rekan penulis studi Kamal Datta.

"Meskipun mungkin ada cara dengan obat-obatan untuk mengatasi efek ini, belum ada obat semacam itu yang dikembangkan," tambah Datta.

Menurutnya, perjalanan singkat ke bulan mungkin tidak akan mengekspos mereka ke tingkat bahaya yang parah. Namun, kekhawatiran sebenarnya adalah cedera permanen dari perjalanan panjang.

"Seperti Mars atau misi luar angkasa lainnya yang akan jauh lebih lama," tambahnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya