Liputan6.com, Jakarta Produksi minyak PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mencapai 82.735 barel per hari (BOPD) dan gas 1.030 juta standar kaki kubik per hari (MMMSCFD) hingga kuartal III 2018.
“Produksi migas Pertamina EP sepanjang Januari-September 2018 rata-rata 260,5 BOEPD, 101 persen dari target produksi 256,7 BOEPD,” ujar Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Menurut Nanang, pencapaian angka produksi minyak terutama ditunjang Lapangan Sukowati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berada di bawah koordinasi dan pengelolaan Pertamina EP Asset 4.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan untuk pencapaian gas didukung oleh lapangan Pendopo di Kabupaten Pali, Sumatera Selatan yang berada di Pertamina EP Asset 2.
"Strategi yang kami laksanakan untuk meningkatkan produksi adalah dengan melakukan pemboran serta optimalisasi eksisting fasilitas,” jelas dia.
Nanang mengatakan masih banyak potensi yang dapat dikembangkan mengingat luasnya wilayah kerja yang diamanahkan negara kepada Pertamina EP, yaitu mencakup 5 Asset dan 22 field.
"Kami meyakini pencapaian produksi ini dapat terus ditingkatkan. Kami akan terus memberikan yang terbaik untuk mendukung ketahanan energi nasional,” katanya.
Nanang mengatakan, tren kenaikan produksi Pertamina EP telah dimulai sejak awal 2018. Apalagi perusahaan dalam setiap kegiatan operasiional mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE).
Pertamina Genjot Produksi Lapangan Handil
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggenjot produksi minyak dan gas Lapangan Handil di Blok Mahakam menyusul operasinya sumur, H-L-174. Sumur baru di Lapangan Handil ini mulai memproduksi 1.057 BOPD minyak dan 2,6 MMscfd gas sejak beroperasi 21 September 2018 lalu.
“Penambahan produksi di Lapangan Handil yang telah mature (tua) ini tercapai berkat upaya optimisasi oleh PHM selaku operator,” demikian Sunaryanto, Executive Vice President PHM, yang mengepalai kegiatan operasi di WK Mahakam, ditulis pada Jumat (28/9/2018).
Sunaryanto mengatakan, produksi sumur baru jauh lebih tinggi dari perkiraan sebesar 598 BOPD minyak. Produksi sumur baru ini berkontribusi mendongkrak produksi Lapangan Handil mencapai 18.207 BOPD dan 11,5 MMscfd gas.
Baca Juga
“Pengeboran sumur ini menggunakan Rig Yani yang memang didesain untuk dioperasikan di kawasan delta,” paparnya. Untuk diketahui, Lapangan Handil di Blok Mahakam berproduksi sejak 40 tahun silam.
Kawasan ini terdapat terdapat 107 sumur hidrokarbon aktif, 4 sumur water producer, dan 13 sumur water injector.
Pada awal produksi minyak dan gas di Lapangan Handil, semua berlangsung secara alamiah (natural flow) tanpa alat bantu. Pada tahun keemasannya lapangan mampu berproduksi hingga 200 ribu BOPD minyak.
Kini, produksi sumur tua di Handil harus dibantu pemanfaatan teknologi injeksi air, gas, pengangkatan buatan (artificial lift) dan electrical submersible pump. Itu semua akibat penurunan tekanan reservoir yang berdampak negatif terhadap produksi migas.
Advertisement