Liputan6.com, Berlin - Kabar mengenaskan menimpa mantan juara tinju dunia asal Jerman, Graciano Rocchigiani, yang tewas setelah tertabrak mobil di daerah Italia Selatan, Selasa (2/10/2018). Rocchigiani meninggal dunia pada usia 54 tahun.
Rocchigiani pernah menyandang gelar juara dunia tinju kelas menengah dan kelas berat ringan. Dia sempat memegang sabuk juara dunia kelas menengah super IBF pada 1988-1989 serta kelas berat ringan WBC pada 1998 setelah mengalahkan Michael Nunn.
Baca Juga
Advertisement
Saat masih aktif, petinju berdarah Italia dan Jerman itu memiliki catatan 41 kemenangan, 6 kekalahan, dan 1 imbang sepanjang kariernya. Dia juga sempat memikat dunia tinju lewat pertarungan menghadapi sesama petinju Jerman, Henry Maske, serta Dariusz Michalczewski dari Polandia pada 1990-an.
Terakhir, Rocchigiani terakhir kali naik ring pada 2003. Namun, saat itu dia menelan kekalahan dari sesama petinju Jerman, Thomas Ulrich, dalam perebutan sabuk juara kelas berat ringan internasional WBC.
"Berlin berduka bagi salah satu atletnya, yang pada 1980-an dan 1990-an membuat orang terpesona," ungkap Wali Kota Berlin, Michael Mueller, seperti dilansir Reuters.
Julukan Rocky
Menurut Mueller, Rocky bukan saja dikenal dunia sebagai juara dunia ketiga asal Jerman dalam olahraga profesional setelah Max Schmelling dan Eckhard Dagge, tetapi juga karena ia seorang Berliner sejati, yang menyelaraskan ucapan dan hatinya.
"Tidak semuanya bekerja untuknya dalam kehidupan seperti yang terjadi di ring. Tapi orang Berlin mencintainya karena cara-caranya yang kadang kasar dan tidak menentu. Kami berduka," ujar Mueller.
Advertisement
Sempat Dipenjara
Rocchigiani, yang dipenjara karena penyerangan dan mengemudi tanpa lisensi yang sah, adalah juara tinju dunia Jerman termuda. Dia juga bekerja sebagai komentator tinju.