Upaya Tim Relawan PMI Evakuasi Jenazah Gempa dan Tsunami Palu

Tim Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan upaya keras membantu evakuasi jenazah gempa dan tsunami Palu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Okt 2018, 07:00 WIB
Relawan PMI tengah mencari korban gempa Palu dan Donggala. (dok PMI)

Liputan6.com, Palu, Sulawesi Tengah Tim Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan upaya keras mengevakuasi jenazah gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Pada Senin, 1 Oktober 2018 tim menemukan tiga jenazah. Pencarian tersebut atas inisiatif warga yang sedang mencari anggota keluarganya di balik reruntuhan bangunan.

Sasaran pencarian jenazah korban gempa dan tsunami Palu dilakukan tim relawan PMI di sepanjang kawasan Pantai Talise. Bau busuk yang menyengat tercium di mana-mana. Patroli mencari jenazah di kawasan pantai ini dilakukan karena masih banyak korban yang belum ditemukan.

Berdasarkan rilis yang tersebar di grup media, ditulis Kamis (4/10/2018), evakuasi sangat sulit karena jenazah terjepit beton tiang rumah. Tim relawan PMI dapat mengeluarkan satu jenazah dalam waktu 30 menit.

Setelah dimasukkan ke dalam kantong jenazah, ternyata ditemukan lagi dua jenazah. Posisi keduanya berdekatan dengan jenazah yang ditemukan pertama kali.

Namun, kondisi jenazah sudah terpisah salah satu anggota tubuhnya. Adanya bagian tubuh yang terpisah membuat anggota relawan PMI yang datang dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan harus berhati-hati dalam mengeluarkan kedua jenazah dari balik reruntuhan bangunan.

Proses mengangkat jenazah gempa dan tsunami Palu pun memakan waktu sekitar 1 jam.

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Dukungan alat hagglund

Warga menyaksikan pemakaman massal jenazah korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Gempa dan tsunami yang melanda Palu serta Donggala telah menewaskan ratusan korban jiwa. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Keberhasilan Tim PMI mengevakuasi jenazah korban gempa dan tsunami di Kota Palu berkat dukungan kendaraan serba guna hagglund. Kendaraan tersebut didatangkan dari Gudang Regional PMI kota Makassar.

Perjalanan membawa hagglund ditempuh lewat darat selama 20 jam melintasi jalur Trans Sulawesi Pantai Barat hingga tiba di kota Palu. Selama perjalanan, ada pengawalan personel Denpom XIV-1 Kodam XIV Hasanuddin.

Sepanjang hari ke-4 pasca gempa dan tsunami tercatat, Tim Evakuasi PMI yang bekerja mengevakuasi jenazah dengan hagglund berhasil menemukan 23 jenazah. Jenazah ditemukan dari balik reruntuhan puing bangunan di Perumnas Ballaroa Kecamatan Palu Barat dan Pantai Talise, Kota Palu.

Direncanakan Tim Relawan PMI akan terus mencari dan menyisir kawasan pantai Talise untuk mengevakuasi jenazah. Di kawasan ini tercatat lebih dari 400 jenazah ditemukan pasca tsunami.


Masih banyak jenazah tertimbun

Petugas membawa jenazah korban gempa dan tsunami untuk dimakamkan massal di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). (AP Photo/Tatan Syuflana)

Diperkirakan masih banyak jenazah yang tertimbun di balik puing-puing bangunan. Belum semua jenazah dapat dievakuasi karena minimnya peralatan yang digunakan tim relawan PMI.

Proses pencarian dan evakuasi korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala ini dilanjutkan pada Selasa (2/10/2018) siang. Sasaran lokasi selanjutnya yang diduga banyak korban meninggal dunia, seperti di Kabupaten Sigi Biromaru.

Di kabupaten tersebut terdapat ratusan siswa SMA dari Kota Palu yang hilang akibat longsor. Ini akibat gempa bumi yang memicu adanya lubang tanah dengan diameter yang cukup besar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya