Liputan6.com, Garut - Usai munculnya keluhan keluarga korban musibah gempa tsunami Donggala-Palu, Sulawesi Tengah Asal Garut, Kepolisian Resort Garut, Jawa Barat, langsung menginisiasi kepulangan mereka hari ini.
"Untuk hari ini ada sekitar 22 warga Garut yang kami jemput," Kapolres Garut AKBP Budi, Satria Wiguna, dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Rabu (3/10/2018).
Advertisement
Menurut Budi, curhatan keluarga korban bencana Donggala-Palu cukup pilu, mereka yang terkena musibah di sana, tidak memiliki bekal yang cukup, dan memilih pulang kampung.
Namun apa daya, seluruh bekal dan harta yang mayoritas mereka miliki sebagai pegawai, pedagang dan buruh, ludes paska musibah besar melanda Donggala-Palu, Jumat petang lalu. "Kita tanpa pikir panjang langsung inisiatif menjemput ke Jakarta," kata dia.
Ia langsung berkoordinasi dengan Kodim 0611 Garut, dan menyiapkan seluruh kebutuhan logistik untuk melakukan penjemputan. "Saya masih di seputaran Halim (Bandara) info pesawatnya masih delay, ternyata bukan hanya dari Garut aja yang disini," ujarnya.
Awalnya tim menargetkan penjemputan pagi hari tadi, namun banyaknya warga yang harus dievakuasi, membuat keberangkatan dari Malang mengalami keterlambatan. "Nanti kalau sudah bergabung dikabari," ujarnya.
Informasi terbaru hingga siang ini, seluruh warga Garut sudah mulai diberangkatkan, diagendakan petang nanti mereka sampai di kota Garut. "Doakan saja semoga seluruh perjalanannya lancar," pinta dia.
Sekretaris Desa Sukalilah Fitrah Abdul Malik menambahkan, paska gempa berkekuatan 7,4 magnitudo itu berlangsung, lembaganya sekitar pukul 23.00 Jumat malam, langsung menghubungi perwakilan warga Garut yang berada di sana. "Alhamdulillah selamat semua," ujar dia.
Berdasarkan data yang dihimpun pihak desa, total warga Sukalilah yang berada di kedua wilayah itu mencapai 80 orang. "Sebagian besar buruh dan pedagang atap plafon rumah dan gording," kata dia.
Namun seiring memburuknya keadaan, akhirnya mereka memilih meninggalkan Sulawesi Tengah, setelah bencana dahsyat yang terjadi pada Jumat petang lalu itu. "Rencannya warga kami yang pulang hari ini ada sekitar 12 orang," kata dia.
Ancaman Gempa Masih Menghantui
Dari informasi warga Sukalilah yang masih berada di sana, saat ini kondisi di kedua kabupaten itu cukup memprihatinkan, sejumlah fasilitas umum (fasum) dan khusus (fasus) tidak bisa digunakan, hingga akhirnya perwakilan warga Garut yang tinggal di sana meminta bantuan untuk rencana kepulangan mereka ke kampung halaman.
"Bantuan ke sana masih kurang, air untuk mandi juga kotor, bensin juga langka, fasilitas rusak semua," kata dia.
Bukan hanya itu, hingga kemarin sore ancaman gempa masih berlangsung meskipun masih di bawah kekuatan gempa besar Jumat lalu. "Kemarin kontak (komunikasi) masih ada gempa 5,1 magnitudo, jadi warga jelas ketakutan," kata dia.
Dengan kondisi itu, lembaganya langsung menghubungi pihak Dinas Sosial, Pemkab Garut, namun sayang pemkab tidak bisa membantu kepulangan mereka. "Katanya tidak ada anggaran, sayanf jawaban mereka seperti itu," kata dia.
Namun ia tidak kehabisan akal, lembaganya kemudian melakukan komunikasi polres Garut hingga akhirnya, seluruh biaya akomodasi dan transportasi ditanggung kedua lembaga keamanan negara itu. "Kami siapkan penyambutan juga di desa, nanti keluarga mereka dikumpulkan di sini," kata dia.
Rencannya kepulangan mereka menggunakan pesawat jumbo Hercules bersama dengan warga kabupaten lainnya yang akan meninggalkan lokasi musibah gempa. "Mungkin mereka pulang sampai kondisi di sana (Donggala-Palu) pulih kembali," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement