Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan telah menganggarkan sekitar Rp 80 miliar untuk perbaikan Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu. Perbaikan inti dilakukan untuk sisi terminal dan juga runway yang rusak akibat gempa Palu.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengungkapkan, untuk perbaikan runway membutuhkan alokasi anggaran sekitar Rp 60 miliar. Adapun saat ini sisi runway mengalami kerusakan parah mengingat adanya keretakan akibat gempa Palu.
"Kalau untuk yang runway ini berada di sisi 33, ada 300 meter yang harus diperbaiki karena crack. Dananya sekitar Rp 60 miliar dan ini akan selesai sekitar 1-2 bulan," kata Budi Karya di kantornya, Rabu (3/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Untuk terminal, adapun kerusakan yang terjadi akibat gempa dengan magnitudo 7,4 bersifat kerusakan minor, seperti plafon yang rubuh dan kaca-kaca yang pecah. Terminal ini sendiri ditargetkan pembangunannya akan rampung dalam 3-4 bulan. Adapun anggarannya mencapai Rp 20 miliar.
Meski penerbangan komersial telah berjalan sementara, terminal bandara belum bisa digunakan maksimal. Budi Karya pun memastikan semua keamanan dan keselamatan tetap diutamakan.
Seperti kemungkinan banyaknya masyarakat yang ramai-ramai ke bandara untuk meinggalkan Palu atau berebutan meminta bantuan, dipastikan Menhub, akan tetap terkendali.
"Memang kita upayakan legitimasi bandara yang punya unsur safety harus kita jaga. Airside tidak boleh ada orang yang tidak berkepentingan. Kami pastikan mulai hari ini akan berlangsung baik. Kami bersama TNI dan Polri akan terus berkoordinasi," pungkas dia.
3 Maskapai Sudah Terbang ke Palu
Kementerian Perhubungan RI memastikan mulai hari ini penerbangan komersial ke Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu bertambah. Jika sebelumnya hanya dua maskapai, kini bertambah satu lagi.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menyebutkan jika sebelumnya sudah terbang Garuda Indonesia dan Wings Air, kini Nam Air menjadi maskapai yang ketiga.
"Hari ini sudah ada tiga penerbangan dan kita usahakan akan ada beberapa penerbangan lagi. Tanggal 1 sebenarnya sudah ada penerbangan, tapi itu penerbangan kemanusiaan yang dilakukan TNI," kata Budi Karya di kantornya, Rabu (3/10/2018).
Penambahan penerbangan ini akan terus ditambah tentunya dengan menggunakan pesawat kecil seperti ATR. Hal itu karena landasan yang bisa digunakan saat ini hanya 2.000 meter. Normalnya bandara ini memiliki runway sepanjang 2.550 meter.
Kerusakan runway tersebut, dijelaskan Budi Karya, terdapat di dua sisi, sisi 15 dan sisi 33. Untuk sisi 15, ada sekitar 250 m yang sedang konstruksi dan sisi 33 ada sekitar 300 meter yang rusak parah akibat retak.
Untuk perbaikan di sisi 15, dia menargetkan akan selesai dalam waktu paling lambat 2 minggu. Dan untuk sisi 33 diperkirakan akan membutuhkan waktu perbaikan sekitar 1-2 bulan.
"Jadi, kalau sisi 15 ini selesai, maka runway yang bisa digunakan menjadi 2.250 meter. Dengan demikian, pesawat jenis Boeing 737 atau Airbus 320 sudah bisa mendarat," pungkasnya.
Advertisement