Tim Dokter Ukur 657 Vagina, Seperti Apa yang Normal?

Sebagian wanita yang melakukan labiaplasty merasa ukuran vagina miliknya tidak normal. Para dokter di Swiss melakukan penelitian.

oleh Melly Febrida diperbarui 03 Okt 2018, 22:00 WIB
Ilustrasi vagina (iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Jumlah wanita yang menjalani labiaplasty atau operasi bibir vagina mengalami peningkatan. Beberapa wanita yang melakukan labiaplasty menganggap bentuk vaginanya tidak normal. Namun, penelitian dokter ini bisa membuat wanita yang berniat mempercantik organ intimnya kembali berpikir. 

Tim dokter dari Swiss melakukan penelitian sejak Agustus 2015 hingga April 2017. Para dokter menilai 657 wanita yang mengunjungi klinik rawat jalan mereka di Cantonal Hospital Lucerne. Hasil penelitian itu kemudian dipublikasikan di British Journal of Obstetrics and Gynecology.

Semua wanita yang ikut dalam penelitian ini berkulit putih. "Di Swiss, populasinya memang tidak memiliki beragam warna kulit. Jadi kita tidak dapat melakukan penelitian [beragam] seperti itu," kata salah satu peneliti ukuran vagina Ines Vaz kepada laman Refinery 29 dilansir Rabu (3/10/2018).

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Ukuran rata-rata vagina

Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Setelah tim dokter mengukur 657 vagina wanita usia 15-84, kemudian dianalisis. Hasilnya, rata-rata klitoris memiliki panjang 7mm, meskipun beberapa wanita memiliki ukuran sekecil 0,5 mm dan ada juga yang mencapai 3,5 cm seperti dilansir The Independent.

Labia mayora rata-rata memiliki panjang 80 milimeter, dengan ukuran terkecil 12 milimeter (mm) dan terbesar 180 mm. Sementara, labia minora rata-rata memiliki panjang 43 mm. 

Dari hasil ini, Vaz menegaskan yang penting untuk diingat tidak ada wanita dalam penelitian ini yang dianggap memiliki vaginanya abnormal, terlepas dari perbedaan yang mencolok dalam ukuran.

Dr Vaz berharap penelitian ini akan mendorong wanita untuk menerima bagian tubuh mereka. "Menjadi asimetris adalah normal, setiap vulva berbeda," katanya.

"Wanita harus berpikir dua kali sebelum mereka mengkategorikan diri mereka sebagai 'abnormal'. "

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya