Gawat, Ada 42 Kasus Kaki Gajah di Pekalongan

Pengobatan rutin minimal dilakukan selama lima tahun agar penyakit kaki gajah tak berjangkit lagi.

Oleh SuaraMerdeka.com diperbarui 03 Okt 2018, 18:00 WIB
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi memimpin gerakan minum obat massal bersama masyarakat untuk pencegahan penyakit kaki gajah. (foto: Liputan6.com/suaramerdeka.com/Nur Khaeruddin)

Pekalongan - Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan menemukan 42 kasus filariasis atau kaki gajah. Namun pada tahap awal atau gejala dapat disembuhkan dan dicegah bersama dengan meminum obat secara rutin setiap tahun.

"Tapi kalau sudah stadium akhir atau membesar tidak bisa disembuhkan," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan, Setiawan Dwi Antoro kepada suaramerdeka.com, Selasa, 2 Oktober 2018.

Setiawan Dwi Antoro mengharapkan mereka yang terkena filariasis mau minum obat secara rutin setiap tahun. Penyakit dengan sebutan populer kaki gajah tidak mengenal wilayah atau golongan. Penyebarannya melalui nyamuk, sehingga saat ada penderita yang digigit nyamuk, bisa cepat menyebarkan penyakitnya.

Sementara itu Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi menggelar aksi minum obat pencegahan filariasis secara masal bersama masyarakat dan anak sekolah di gedung serbaguna, Desa Wonopringgo, Kecamatan Wonopringgo.

"Ini adalah gerakan minum obat bersama, untuk mengeliminasi filariasi, tahun keempat. Idealnya lima tahun. Minimal 85 persen sudah minum obat yang tadi diminum bersama. Sekarang ini sudah ada 42 kasus, dan ini serius sekali, serta sedang ditangani," kata Asip..

Dengan gerakan minum bersama, deteksi kasus kaki gajah lebih mudah dilakukan.

"Karena itu saya minta masyarakat tidak malas minum obat ini, karena kalau tidak minum rentan terkena kaki gajah," kata Asip.

Ikuti berita menarik lainnya dari suaramerdeka.com di tautan ini.

 

Simak video menarik berikut di bawah:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya