Liputan6.com, Pekanbaru - Puluhan pelajar di salah satu SMP di Pekanbaru yang menyayat tangannya tak semua karena minuman berenergi Torpedo. Beberapa siswa justru mengaku menyayat tangannya karena memiliki masalah keluarga. Meski tak sedikit pula untuk mengikuti challenge atau tantangan di media sosial Instagram dan WhatsApp.
Salah satunya diutarakan pelajar LF. Dia mengaku menyayat tangannya sebagai pelampiasan masalah pribadi. LF menyatakan masalah itu tak bisa dibicarakan dengan siapapun, termasuk dengan keluarganya.
"Cerita tak ada yang mau dengar, pas di rumah kena marah sama orang tua," katanya kepada wartawan, Rabu (3/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Menurut LF aksi nekatnya itu dilakukan bulan lalu dan sekarang hanya meninggalkan bekas sayatan di tangannya. Aksi itu dilakukan dengan jarum pentul sebanyak dua kali sambil menonton challenge berdurasi 15 detik dan merekamnya.
Dia malah menyebut dengan menyayat tangan membuat dirinya puas dan lega. Aksi ini tidak diketahui orang tua di rumah karena selalu menutup tangannya dengan baju lengan panjang.
"Puas setelah melakukan itu, dua kali di kamar dan diobati pakai betandine saja," katanya.
Di sekolah, lengannya juga gak kelihatan sama guru karena seragam juga berlengan panjang. Perbuatannya itu lalu terungkap setelah guru merazia telepon seluler.
"Pas razia itu terlihat sama guru, sebelumnya tidak pernah ketahuan," sebut pelajar kelas 8 ini.
Gadis SMP Sayat Tangan dengan Kaca
Permasalahan yang sama juga diakui oleh NY. Gadis berusia 13 tahun tersebut mengaku nekat menyayat tangannya dengan kaca karena tidak punya orang tua lagi. Selama ini hanya tinggal dengan tantenya.
Sebelum menyayat, dia menonton challenge yang dilakukan orang luar. NY lalu menirukannya setelah mengambil kaca. Darah yang keluar di lengan membuatnya puas meski merasakan sakit.
"Puas setelah melakukan itu," ucapnya.
Keduanya ini mengaku perbuatan itu tidak di bawah pengaruh Torpedo. Dia pernah mencoba minuman itu tapi tidak habis karena rasanya yang sangat asam.
Sementara kepala sekolah dimaksud, Lily Deswita MPd menyebut murid yang kedapatan menyayat tangan ada 55, bukan 56 seperti yang diberitakan selama ini.
"Tidak semua yang meminum (Torpedo). Ada juga yang tidak, kebanyakan tidak. Kalau yang minum katanya lebih dari dua," sebut Lily.
Pengakuan murid, tambahnya, Torpedo bukan menjadi penyebab utama melainkan tengah mengikuti challenge dari video yang saat ini tengah viral di kalangan pelajar.
"Saya tanya sama mereka ternyata kawan dia dari SMP lain juga ada. Bukan hanya SMP ini aja, ternyata video ini sudah viral sebulan belakangan," kata Lily.
Berkaitan dengan minuman Torpedo ini, lanjut Lily, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNN. Ia juga sudah mengetahui kalau hasil uji laboratorium terhadap Torpedo ini negatif zat Benzo (obat bius).
"Iya kemarin dikasih tau hasilnya negatif. Tapi kami sudah larang juga kantin buat jualan itu," tuturnya.
Sebelumnya minuman kemasan dalam bentuk gelas plastik, Torpedo, menjadi perbincangan masyarakat dalam beberapa hari terakhir di Kota Pekanbaru. Pasalnya, minuman ini diduga menjadi penyebab 56 pelajar di sana berbuat aksi nekat dengan menyayat tangannya.
Penulusuran guru, aksi nekat itu karena sebelumnya para pelajar mengonsumsi minuman dimaksud. Biasanya pelajar membelinya di warung internet dengan harga seribu rupiah per kemasan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement