Liputan6.com, Jakarta Ratna Sarumpaet akhirnya buka suara mengenai klaim penganiayaan yang dialaminya. Ratna mengakhiri polemik kabar penganiayaan dan mengakui membuat cerita bohong mengenai apa yang dialaminya.
"Saya meminta maaf pada pihak semua yang terkena dampak yang saya lakukan. Saya memita maaf pada semua pihak yang selama ini saya kritik dan kali ini berbalik ke saya," kata Ratna di kediamannya di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).
Advertisement
"Kali ini saya pencipta hoaks terbaik. Ternyata, menghebohkan semua negeri. Mari kita ambil pelajaran dan bangsa kita ini dalam keadaan tidak baik, seperti yang saya lakukan ini, mari kita hentikan," Ratna melanjutkan.Ratna Sarumpaet menegaskan, pengakuannya ini sekaligus mengakhiri polemik di tenga publik yang menyatakan dirinya menjadi korban penganiayaan.
"Apa yang saya katakan ini, menyanggah adanya penganiayaan" tegas Ratna.
Beirikut kutipan lengkap Ratna Sarumpaet terkait kabar bohong yang dia ciptakan dan membuat heboh masyarakat.
Sanggah Ada Penganiayaan
Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Saya ucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan.
Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan kalian tidak menjauh. saya mohon apapun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memafkan.
Tanggal 21 saya mendatangi rumah sakit khusus bedah menemui dokter sidik ahli bedah plastik. kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri saya.
Dokter Sidik adalah dokter bedah plastik yang saya percaya, yang saya sudah 3-4 kali ke sana. tapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21 dan 22-nya pagi saya bangun saya lihat muka saya bengkak secara berlebihan, tidak seperti yang dialami biasanya. Dokter sidik saya tanya ini kenapa begini? dia bilang itu biasa. intinya begitu.
Jadi apa yang saya katakan ini menyanggah bahwa ada penganiayaan.
Advertisement
Jawaban Pendek Berdampak Panjang
Bahwa betul saya ada di dokter Sidik hari itu dan pulang dari sana setelah saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada, seperti ada kebodohan yang tidak pernah saya bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya. saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam.
Dan memang saya ditanya kenapa? Saya jawab dipukuli orang.
Jawaban pendek itu dalam satu minggu kedepannya terus dikorek karena namanya juga anak, liat muka ibunya lebam lebam, kenapa. saya gatau kenapa dan saya tak pernah membayangkan bahwa saya akan terjebak dalam kebodohan seperti ini.
Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan dan ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan pada anak-anak saya.
Jadi selama seminggu lebih sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak-anak saya. Tidak ada hubungannya dengan politik, tidak ada hubungannya untuk keluar.
Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya enggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, tapi saya kembali melakukan kesalahan itu. Saya kembali dengan cerita itu bahwa saya dipukuli.
Mohon jangan saya dikira mau mencari pembenaran, enggak, ini salah. Apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang salah. Ketika ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia, Iqbal (anaknya Ratna) saya panggil ke sini juga cerita itu yang berkembang di dalam percakapan.
Dan hari Selasa tahu-tahu foto saya sudah beredar di medsos, saya enggak sanggup baca itu. Saya ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke pak Djoksan, lalu ke Pak Prabowo. Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi kepada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu.
Sampai kita keluar dari lapangan polo (di Hambalang) kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu. Di lapangan polo sebenarnya saya merasa betul ini salah, waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo dan amien rais, saya tahu sebenarnya di hati ini saya salah, tapi saya tidak mencegah mereka.
Cerita Khayal
Itulah yang terjadi. Jadi tidak ada penganiayaan. itu hanya cerita khayal yang diberikan entah oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu, saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam sebuah jumpa pers.
Saya tidak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini. Saya solat malam tadi malam berulang kali, dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop!
Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya. Saya minta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi. Bohong itu sebuah perbuatan yang salah. Dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya.
Mudah-mudahan dengan itu semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa. perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir.
Advertisement
Maaf ke Prabowo
Untuk itu melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo, terutama kepada Pak Prabowo Subianto yang dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat, saya enggak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini. Tapi saya berjanji akan memperbaiki dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak.
Saya mohon maaf kepada bapak Amien Rais yang juga mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers. Saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02, sekarang ini saya melukai hati kalian, sekarang ini saya membuat kalian marah.
Demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya harap Tuhan memberikan kekuatan pada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.
Dan saya juga minta maaf pada emak-emak yang selalu menyebut saya dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tapi begitulah hidup kita bagaiamana lihat aku tapi gimana kita melihat rakyat
Ratna could be somebody, could be nobody, Tapi ratna tetap bejuang
Saya meminta maaf pada pihak semua yang terkena dampak yang saya lakukan
Saya memita maaf pada semua pihak yang selama ini saya kritik dan kali ini berbalik ke saya.
Kali ini saya pencipta hoax terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri. Mari kita ambil pelajaran dan bangsa kita ini dalam keadaan tidak baik, seperti yang saya lakukan ini mari kita hentikan.
Saya minta maaf tak berikan kesempatan tanya jawab krn ini sesnsitif dan saya sudah beri permyataan tolong diterima dengan baik.
(Liputan6.com/Melissa Octavianti)