Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu menguat dengan indeks saham Dow Jones mencatat rekor pada hari kedua. Hal itu dipicu data ekonomi AS yang mendorong kenaikan imbal hasil surat berharga dan sektor saham keuangan.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 54,45 poin atau 0,2 persen ke posisi 26.828,39. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 2,08 poin atau 0,07 persen ke posisi 2.925,51. Indeks saham Nasdaq bertambah 25,54 poin atau 0,32 persen ke posisi 8.025,09.
Rilis data ekonomi AS berdampak terhadap wall street. Laporan the ADP National Employment menunjukkan data tenaga kerja sektor swasta bertambah 230 ribu pada September, terbesar sejak Februari. Laporan dari the Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa sentuh level tertinggi pada September.
Baca Juga
Advertisement
Dengan data tersebut diharapkan bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pada Desember. Imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun sentuh level tertinggi dalam tujuh tahun ke posisi 3,179 persen. Selain itu, imbal hasil surat berharga bertenor dua tahun sentuh level tertinggi lebih dari 10 tahun.
Kenaikan imbal hasil surat berharga mengangkat sektor saham keuangan di wall street. Sentimen positif lainnya terhadap sektor saham keuangan itu didorong dari sinyal Italia akan pangkas defisit anggaran dan utang. Sebelumnya sentimen tersebut menekan bursa saham global.
Sektor saham keuangan tercatat performanya kurang begitu baik pada 2018. Namun, pada Rabu waktu setempat, sektor saham keuangan naik 0,81 persen, yang merupakan penguatan terbesar harian sejak 19 September.
Sentimen Lain Angkat Wall Street
Indeks saham acuan mampu menguat didorong dari data dan komentar terbaru dari pejabat the Federal Reserve. Pernyataan pejabat the Federal Reserve mengangkat kekhawatiran kalau bank sentral mungkin menaikkan suku bunga terlalu agresif.
"Hanya pengakuan the Fed yang mengatakan ekonomi baik, itu berarti mereka tidak akan melambat dalam waktu dekat dengan laju kenaikan suku bunga," ujar Mike Baele, Direktur US Bank Private Client Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (4/10/2018).
"Jika kita berpikir tentang risiko terhadap aset berisiko, kenaikan suku bunga akan berada dalam daftar itu,” tambah dia.
Berdasarkan data CME’s FedWatch, harapan pelaku pasar melihat kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan Desember menjadi 79,7 persen. Angka itu menguat yang sebelumnya 78,5 persen.
Sementara itu, sektor saham melemah antara lain sektor utilitas dan real estate yang masing-masing turun 1,23 persen dan 0,98 persen. Dengan kenaikan imbal hasil obligasi membuat dividen perusahaan menjadi kurang menarik.
Adapun saham General Motors naik 2,1 persen usai Honda Motor mengatakan akan investasi USD 2 miliar. Saham Michael Kors naik tiga persen usai Citi menaikkan target harga saham usai pembelian merek fashion ternama Versace dapat meningkatkan performa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement