Liputan6.com, Palu - Kisah pilu dialami lima warga Tuban, Jawa Timur saat gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah. Setelah gagal terbang menggunakan pesawat Hercules untuk bisa keluar Kota Palu, kelima pemuda yaitu Imam Sholihudin, Bandar Si, Agus Susanto, Sofa, Sunarto harus bertahan hidup di bandara Mutiara Sis Al Jufri dengan perbekalan seadanya.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, kelimanya bahkan terpaksa meminum air penampungan yang biasa digunakan untuk menyiram tanaman. Parahnya lagi, air tersebut terlihat sudah bercampur jentik nyamuk. Hal ini terpaksa dilakukan agar terhindar dehidrasi lantaran Palu sangat panas di siang hari.
Advertisement
“Kami hanya makan seadanya, snack saja. Terpaksa juga kami minum air yang ada jentik nyamuknya,” ungkap Sofa kepada Liputan6.com, Rabu (3/10/2018)
Sofa menceritakan, dirinya bersama keempat temannya harus berebutan air dengan orang lain. Beruntung mereka berhasil mengambil air ke dalam jerigen 5 liter.
“Kami minum tanpa dimasak terlebih dahulu. Dan itulah upaya kami untuk bertahan hidup,” kata Sofa.
Namun demikian Sofa dan teman-temannya merasa bersyukur, penantiannya untuk kembali ke kampung halaman pasca-gempa Palu membuahkan hasil. Jumat, 5 Oktober 2018 besok, dirinya dan keempat teman yang lain bisa kembali ke kampung halaman menggunakan pesawat komersial menuju Surabaya.
“Mau tidak mau kami harus dapat tiket meski harganya mahal. Dan Alhamdulillah kita dapat tiket lewat Palu ke Balikpapan selanjutnya ke Surabaya," kata Sofa menambahkan.