Cerita Gunung Krakatau Purba 'Beranak' Gunung

Salah satu yang menarik perhatian para pengunjung adalah tinggi Gunung Anak Krakatau yang bertambah setiap waktu.

oleh Komarudin diperbarui 04 Okt 2018, 13:15 WIB
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Banten. (Liputan6.com. Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Jakarta - Krakatau kembali jadi perbincangan setelah Gunung Anak Krakatau (GAK) mengeluarkan lava pijar ke segala arah. Hingga 3 Oktober 2018, Gunung Anak Krakatau telah meletus 156 kali.

Sejarah Gunung Krakatau di Selat Sunda berawal dari Pulau Rakata yang merupakan satu dari tiga sisa Gunung Krakatau Purba. Pulau itu kemudian tumbuh karena dorongan vulkanik dari dalam perut bumi sehingga muncullah Gunung Rakata.

Merujuk Wikipedia, dua gunung api kemudian muncul dari tengah kawah Gunung Rakata, yang dinamakan Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan. Ketiga gunung kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Gunung Krakatau pernah meletus pada 1680 dan mengeluarkan lava andesitik asam. Pada 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883.

Seperti dilansir dari dispar.bantenprov.go.id, Anak Gunung Krakatau merupakan sisa letusan dari Gunung Krakatau Purba berapi yang pernah meletus hebat. Saking hebatnya, abu Gunung Krakatau sampai ke Norwegia dan New York.

Matahari bahkan tak terlihat di dunia hingga dua hari akibat debu vulkanik yang menutupi atmosfer. Sinar surya juga masih redup hingga setahun berikutnya. 

Yang tersisa kini adalah Gunung Anak Krakatau yang terletak di antara gugusan kepulauan vulkanik ini berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Sumatera. Lokasi itu kini menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Gunung Anak Krakatau

Pagelaran Seni Dan Budaya Banten di Anyer Krakatau Culture Festival. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Jika Dinas Pariwisata Banten menyebut Anak Gunung Krakatau, pemerintah Lampung menyebutnya Gunung Anak Krakatau. Seperti dilansir lampungprov.go.id, Gunung Anak Krakatau memiliki luas sekitar 320 hektare dan merupakan pulau tak berpenghuni.

Gunung Anak Krakatau termasuk kawasan cagar alam Krakatau dengan total seluas 13.605 hektar yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung. Sekarang, Gunung Anak Krakatau adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling disukai pendaki gunung.

Kegiatan utama dan paling favorit di sini adalah mendaki Gunung Krakatau. Berdasarkan beberapa sumber teks Jawa Kuno, ketinggian Krakatau purba diperkirakan hampir 2000 mdpl.

Daya tarik wisata Gunung Krakatau yang sering jadi perbincangan, terletak pada sisa-sisa letusannya yang menghasilkan eksotisme bentangan alam sisa dari letusan dahsyat. Ditambah lagi dengan Anak Gunung Krakatau yang masih aktif dan fluktuatif. Selain itu, tinggi Gunung Anak Krakatau yang makin bertambah juga menjadi daya tarik pengunjung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya