Liputan6.com, Jakarta Mudah membentuk mental seorang anak agar dia punya rasa empati dan simpati. Sehingga di saat orang sekitarnya butuh bantuan, anak tidak cuek, pura-pura tak melihat, atau bahkan marah-marah jika dimintai tolong.
Penting diketahui, hal itu tak muncul begitu saja. Ada anak yang saat melihat orangtuanya kerepotan membereskan rumah, dirinya hanya bersantai, tetap bermain games. Bahkan saat dimintai tolong, ia marah-marah. Sangat tak mempedulikan dan minim empati.
Ada juga anak yang selalu sigap membantu kakak adiknya saat melakukan pekerjaan rumah. Membantu ibunya memasak di dapur bahkan berinisiatif untuk menata meja makan.
Sebenarnya, anak sangat suka ketika mereka dibutuhkan dan dilibatkan pada banyak aktivitas orang dewasa, termasuk ketika membereskan rumah.
"Mulai sejak kecil selalu berdayakan mereka. Misalnya, minta mereka mengambil sendiri handuknya, membersihkan sendiri badannya. Jika si kecil kesulitan, selalu tawarkan bantuan dengan bertanya " kakak/ adik mau dibantu" . Ini akan melatih kemandirian dan menanamkan pada anak kalau mereka mampu," ujar seorang psikolog anak, Loraine Alfie, dikutip dari situs Self Sufficient Kids pada Jumat, 5 Oktober 2018.
Baca Juga
Advertisement
Anak tentu akan melihat dan meniru orang di sekelilingnya. Pastikan orangtua juga mencontohkan sikap penuh empati. Seperti menolong anak saat ia kesushan, menawarkan bantuan, serta hal lain untuk menunjukkan kalau setiap orang memang sebaiknya saling membantu.
"Orangtua adalah teladan yang dilihat anak langsung depan mata. Berikan mereka contoh bagaimana saling membantu akan membuat segalanya jadi lebih mudah dan hangat," ujar Alfie.
Pastikan saat anak berada dalam kesulitan, orangtua sigap membantu. Cobalah lebih sering meminta bantuan anak dan jangan lupa ucapkan terima kasih dan pelukan hangat. Cara ini akan membuat si kecil merasa kalau pertolongannya dihargai dengan baik.
Penulis : Mutia / Dream.co.id