Tim Jokowi Adukan Hoaks Ratna Sarumpaet ke Bawaslu

Tim Jokowi-Ma'ruf menilai telah terjadi pelanggaran kesepakatan pemilu damai dan tanpa hoaks dengan adanya berita bohong soal penganiayaan Ratna Sarumpaet.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2018, 15:56 WIB
Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan keterangan kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin melaporkan beredarnya kebohongan berita penganiayaan Ratna Sarumpaet ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Tim Jokowi-Ma'ruf menilai telah terjadi pelanggaran kesepakatan pemilu damai dan tanpa hoaks yang telah ditandatangi bersama pada deklarasi pemilu damai di Monas, 23 September lalu.

"Ada ketidakseriusan terhadap pemilu damai yang telah disepakati dan ditandangani bersama di Monas," kata Direktur Hukum dan Advokasi Koalisi Indonesia Kerja, Ade Irfan Pulungan, di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).

Ade mengaku tidak melaporkan spesifik salah satu pasangan calon atas pelanggaran pemilu termasuk Ratna Sarumpaet. Mereka hanya mengadukan peristiwa terjadinya hoaks kepada Bawaslu. Pihaknya mendesak lembaga pengawasan pemilu itu lebih cermat.

Dia berdalih masalah hoaks masuk ranah pidana luar biasa, bahkan melampaui korupsi juga terorisme.

"Kami memberikan pengaduan tertulis atas peristiwa itu ya yang kami laporkan peristiwa itu kebohongan yang dilakukan secara nyata oleh Ratna Sarumpaet jadi kitabminta dia lebih cermat mengawasinya," kata Ade.

Anggota Direktorat Hukum dan Advokasi KIK, Nelson Simanjuntak menegaskan tidak ada satupun nama tokoh yang dilaporkan ke Bawaslu, termasuk Ratna Sarumpaet sendiri. Namun, dia tak menutup kemungkinan apabila kejadian serupa terjadi.

"Kalau ke depan terjadi kami akan lakukan pelaporan yang lebih spesifik," ucap Nelson.

 


Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Ratna Sarumpaet saat konferensi pers terkait kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, isu dugaan penganiyaan Ratna Sarumpaet bergulir sejak Selasa 2 Oktober 2018. Foto Ratna yang wajahnya terlihat lebam menjadi sumber isu. Kubu Prabowo, melalui Jubir Dahnil Anzar Simanjuntak, Waketum Gerindra Fadli Zon, sampai sang capres sendiri mengonfirmasi peristiwa tersebut ke media.

Belakangan, Ratna Sarumpaet mengakui membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada calon Presiden Prabowo Subianto yang telah menemui dan membelanya. 

Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri dan kanan. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta pada 21 September lalu.

"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna di rumahnya, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 3 Oktober 2018.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya