Kemlu: Pesawat Kargo Asing Siap ke Palu, Salurkan Bantuan Korban Gempa-Tsunami

Pesawat kargo internasional telah mendapat lampu hijau dari pemerintah Indonesia untuk menyalurkan bantuan kepada korban gempa-tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Okt 2018, 17:16 WIB
Citra satelit 1 Oktober 2018 yang disediakan oleh DigitalGlobe ini menunjukkan lingkungan Petobo di Palu, Indonesia, setelah gempa bumi dan tsunami berikutnya menyebabkan kerusakan dan likuifaksi yang besar di desa. (DigitalGlobe, perusahaan Maxar via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah memberikan lampu hijau kepada belasan negara asing dan pesawat kargo militer internasional untuk menyalurkan bantuan kepada korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah. Informasi tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri RI pada 4 Oktober 2018 siang waktu Jakarta.

Sekurang-kurangnya 18 negara dan 2 organisasi internasional telah siap menyediakan bantuan kemanusiaan sesuai yang dibutuhkan korban terdampak bencana.

Sementara itu, sekurang-kurangnya 20 pesawat kargo militer dari 11 negara sudah mendapat izin penerbangan (flight clearence) untuk memberikan bantuan kemanusiaan internasional.

Angka-angka itu, menurut penjelasan Kemlu RI, "dapat berubah sewaktu-waktu" dengan kemungkinan "bertambahnya kuantitas negara yang siap menyediakan bantuan, maupun pesawat internasional yang mendapat flight clearence dari pemerintah" pada hari-hari ke depan.

Bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh negara dan organisasi internasional, jelas Kemlu RI, selaras dengan kebutuhan para korban, sebagaimana telah ditinjau oleh pemerintah dan otoritas tanggap bencana di lapangan.

Bantuan itu terdiri dari enam barang prioritas, yaitu: pesawat kargo (C-130 atau yang sejenisnya), tenda penampungan, alat water treatment (untuk minum dan sanitasi), generator listrik, rumah sakit lapangan beserta peralatan medis, dan alat fog neutralizer.

"Menurut daftar kami, sekitar 18 negara telah menyatakan kesiapannya untuk menyediakan barang-barang prioritas itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, di Jakarta (4/10/2018).

"Selain itu, ada setidaknya 20 pesawat dari 11 negara yang mendapat flight clearence untuk mendarat di Palu. Mereka diharapkan masuk sesuai rentang waktu yang diharapkan pemerintah dan beroperasi mandiri tanpa membebani kita."

Kendati demikian, Arrmanatha mengatakan bahwa pesawat-pesawat itu belum semuanya mendarat di Palu, "karena harus menunggu giliran pesawat-pesawat yang juga hendak mendarat dan landas" di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie.

Demi memuluskan kendala itu, Arrmanatha mengatakan, "Tim Kemlu RI sudah membantu koordinasi di lapangan dengan menyebar tim di bandara entry point, yakni di Balikpapan dan Jakarta, serta tim di bandara destinasi di Palu."

"Kita juga terus berkoordinasi erat dengan tim satgas nasional untuk koordinasi bantuan internasional yang dipimpin oleh Kemenkopolhukam, di mana Kemlu juga merupakan bagian dari gugus tugas itu."

Menurut data sementara Kemlu RI, pesawat dari India, Singapura, dan Qatar adalah beberapa yang telah mendarat di Palu untuk menyalurkan bantuan.

Sementara itu, menurut informasi yang dihimpun Liputan6.com, pesawat-pesawat dari Inggris, Malaysia, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain telah mendarat di Jakarta atau Balikpapan --dua entry point bagi pesawat internasional untuk mendarat di Indonesia. Pesawat dari negara-negara tersebut telah mendapat flight clearence, namun, masih menunggu giliran untuk masuk ke Palu.

 

Simak video pilihan berikut:

 


Komitmen Negara Sahabat

Seorang anggota dari Pemadam Kebakaran Darurat Internasional Prancis melihat suatu alat sebelum memasuki hotel Mercure yang rusak parah untuk operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa dan tsunami di Palu, Sulteng (4/10). (AFP Photo/Mohd Rasfan)

Berbagai negara telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan bagi korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah, sejak bencana itu melanda pada 28 September 2018.

Juru Bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, negara-negara tersebut telah berkomitmen untuk memberi bantuan dalam berbagai bentuk seperti: uang, tim SAR, rehabilitasi dan pemulihan infrastruktur. Atau, bantuan untuk mengatasi kekurangan primer yang saat ini ada, seperti keterbatasan makanan, air, obat dan alat medis, serta selimut hingga tenda.

Tak menutup kemungkinan juga pemberian bantuan seperti armada pesawat --untuk membantu proses logistik distribusi bantuan ke wilayah yang sulit diakses via darat-- dan alat berat untuk mempercepat proses pencarian korban dan jasad yang tertimbun reruntuhan bangunan.

"Sampai saat ini, pemerintah terus mengkaji dan mendata bentuk-bentuk bantuan apa saja yang dibutuhkan di lapangan. Pengkajian terus dilakukan karena, kebutuhan di lapangan sewaktu-waktu bisa berkembang," kata Arrmanatha.

Negara-negara dan organisasi internasional yang siap memberikan bantuan bagi korban gempa-tsunami Sulawesi Tengah antara lain (namun tak terbatas pada): Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Republik Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Singapura, Korea Selatan, India, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Jepang, Thailand, China, UNDP, dan AHA Centre.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya