Kemenkes Pastikan Distribusi Logistik Gempa Palu Merata

Kementerian Kesehatan RI memastikan distribusi logistik, khususnya obat-obatan, merata ke lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami Palu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Okt 2018, 12:00 WIB
Seorang pasien korban gempa bumi dan tsunami Palu dirawat di halaman Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10). Bagian gedung di dalam rumah sakit yang rusak membuat pasien di rawat di tenda. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Palu, Sulawesi Tengah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan seluruh logistik bidang kesehatan didistribusikan secara merata ke kecamatan yang terdampak gempa Palu, Sigi, Donggala dan wilayah terdampak lainnya di Sulawesi Tengah. 

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, sebagian besar masyarakat korban gempa Palu sudah menerima bantuan. Dalam hal ini, bantuan logistik menyasar masyarakat dari empat kecamatan di Kabupaten Sigi.

Semula empat kecamatan di Kabupaten Sigi tertutup akses akibat beberapa ruas jalan terputus. “Hari ini, Kamis (4/10/2018) sudah selesai dropping logistik menggunakan helikopter. Jadi, kita harapkan, hari ini tidak ada lagi masyarakat yang tidak mendapatkan logistik,” kata Yuri seperti dikutip rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (5/10/2018).

Logistik yang didistribusikan ke empat kecamatan di Kabupaten Sigi menggunakan tiga helikopter Mi-17 yang bisa mengangkut 1,7 ton beban.

“Artinya, kita tidak berbicara hari lagi, tapi kita berbicara kecukupan logistik. Mereka (korban selamat gempa Palu) cukup mendapatkan pasokan logistik,” tambah Yuri.

 

 

Simak video menarik berikut ini:


Tenaga kesehatan dan stok obat

Dua pasien anak korban gempa bumi dan tsunami Palu dirawat di halaman Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10). Mereka dirawat menggunakan tenda bantuan dengan fasilitas seadanya. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selain logistik, tenaga kesehatan dan stok obat juga mencukupi. Saat ini, jumlah dokter spesialis bedah dinilai cukup. Meski dokter spesialis bedah yang bertugas kurang lebih hanya 15 orang. Jika merujuk pada kasus bedah, yang mana terkait jumlah pasien harus dioperasi, jumlah dokter tersebut dinilai cukup.

Artinya, tidak ada lagi beban yang tertunda tindakan medis dengan alasan tenaga kesehatan yang kurang.

"Kita masih punya kekuatan besar dan ada rumah sakit tipe A di Makassar. Bisa kirim dari RS Wahidin, ahlinya juga masih banyak di sana. Kalau kurang ya kita kirim lagi, masih sangat cukup (dokter)," jelas Yuri.

Stok obat dalam kondisi aman. Sistem obat yang dipakai menggunakan buffer/safety stock yang dimiliki oleh instalasi farmasi juga bantuan dari relawan. Pencatatan dan pengeluaran obat selalu terpelihara.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya