Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menghadiri acara perdamaian adat masyarakat Maybrat sekaligus pencanangan Kumurkek sebagai ibukota kabupaten Maybrat. Selesai mengikuti prosesi perdamaian adat, Menteri Tjahjo memberi kata sambutannya. Dengan suara keras dan lantang, mantan Sekjen PDIP itu memulai kata sambutan di acara
Kata Tjahjo, hari ini di Kumurkek, adalah hari istimewa, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi masyarakat Maybrat. Karena hari ini, segala perbedaan yang pernah ada telah hilang. Masyarakat kembali menyatu. Dan yang ia syukuri, perdamaian ini bukan karena keinginan pemerintah pusat, atau pemangku kebijakan di Maybrat. Tapi datang dari keinginan para tetua adat dan masyarakat Maybrat sendiri.
Advertisement
"Adanya rekonsiliasi ini bukan keinginan pemerintah pusat, tapi ini keinginan ketua adat, pimpinan adat yang ada di Maybrat," kata Tjahjo di Kumurkek, Maybrat, Papua Barat, Rabu (3/10).
Tjahjo pun mengingatkan, bahwa terbentuknya kabupaten Maybrat karena keinginan masyarakat. Jadi kunci dalam menyelesaikan setiap perbedaan adalah persatuan dan gotong royong antar masyarakat. Ia berharap, Maybrat bisa lebih maju dari Sorong. Harus lebih maju. Tentu, suara serta aspirasi masyarakat mesti di dengarkan. Jangan diabaikan.
"Pak gubernur, Pak bupati harus dengarkan ketua adat dan tokoh adat untuk membangun Maybrat ini. Setiap keputusan pembangunan, harus berdialog. Dengarkan aspirasi masyarakat adat. Pak Bupati dan Wakil Bupati dan Pak Sekda serta seluruh masyarakat yang menyaksikan saksikan, mari kita harus buat yang terbaik," katanya.
Tjahjo juga mengingatkan, bahwa pemerintah daerah itu tidak hanya kepala daerah dan DPRD. Tapi juga ada Kapolda dengan jajarannya sampai yang terbawah. Ada Panglima Kodam sampai Babinsa. Ada Kejati dan Kajari. Ini bagian tak terpisahkan dari Pemda.
"Dan ingat harus konsultasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat. Ada ketua adat. Ini harus dijadikan kekuatan untuk persatukan masyarakat, untuk membangun Maybrat," ujarnya.
Tjahjo juga berterima kasih atas penobatan dirinya sebagai bobot atau tetua adat masyarakat Maybrat. Baginya ini sebuah kehormatan. Artinya, kini ia sudah jadi keluarga besar masyarakat Maybrat. Ia berjanji akan kembali berkunjung ke Maybrat. Dan andai saat sedang berkunjung ke Maybrat, Tuhan mentakdirkan ia meninggal, ia ingin dikuburkan di Maybrat.
"Bagi saya hari, hari yang bahagia bagi kita. Kuncinya, masyarakat adat punya semangat bersatu, untuk percepat pembangunan," ujarnya.
Tidak lupa, Tjahjo menyampaikan salam hormat dari Presiden Jokowi. Katanya, Presiden sangat menaruh perhatian kepada perkembangan dan pembangunan di Papua. Buktinya, sudah delapan kali Presiden Jokowi berkunjung ke tanah Papua. Itu adalah bukti komitmen nyata, bahwa kepala negara ingin membangun Papua.
"Ingat pemerintah itu satu dari presiden sampai bawah. Kalau ingat lagu dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau, itulah Indonesia, kini telah jadi kenyataan. Sudah terjalin dengan baik," katanya.
Kepada Bupati Maybrat, ia minta memperhatikan dan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Misalnya, di setiap kecamatan harus ada puskesmas lengkap dengan dokter dan perawatnya. Ia juga mengingatkan, rumah adat harus diperhatikan.
"Di Maybrat ada kekuatan adat. Boleh maju modern, tapi jangan tinggalkan jatidiri. Ini kehadiran saya yang pertama. Saya janji. Setidaknya resmikan yang kita bangun ini. Mari bergandengan tangan bersatu padu," katanya.
(*)