Liputan6.com, Jakarta - Server iCloud Apple dan milik perusahaan teknologi lainnya dikabarkan telah disusupi chip berukuran mikro milik mata-mata Tiongkok.
Kabar ini pun langsung mendapat bantahan dari Apple. Mulanya, kabar ini pertama dilaporkan oleh Bloomberg. Apple pun menyebut, laporan berita yang dirilis Bloomberg tidaklah tepat.
Bahkan, sebagaimana dikutip dari Phone Arena, Jumat (5/10/2018), Apple secara langsung menyebut Bloomberg membuat orang bingung dengan laporannya.
Baca Juga
Advertisement
"Kami sangat kecewa, dalam hubungan dengan kami, para wartawan Bloomberg belum terbuka terhadap kemungkinan bahwa mereka atau sumber mereka mungkin telah salah informasi," kata Apple.
Dalam pernyataannya, Apple menduga, wartawan Bloomberg mungkin salah informasi dengan insiden yang terjadi pada 2016.
"Saat itu, kami menemukan driver yang terinfeksi pada salah satu server Super Micro di satu lab kami. Kejadian itu terjadi sekali dan dianggap sebagai kecelakaan, bukan serangan yang ditargetkan kepada Apple," kata Apple.
Dari pernyataan ini, kemungkinan pihak Apple sudah dimintai konfirmasi, tetapi jawaban merujuk pada kejadian sebelumnya yang terjadi tahun 2016.
Serang Server Milik 30 Perusahaan Besar AS
Sementara, berita Bloomberg yang diberi judul "The Big Hack" lantaran melibatkan microchip yang ditanam di server perusahaan-perusahaan besar AS dan secara diam-diam terhubung ke jaringan perangkat keras operator mereka.
Lebih dari 30 perusahaan disebut-sebut telah menjadi korban mata-mata Tiongkok itu, antara lain adalah Amazon Web Service hingga Apple.
Lantaran Tiongkok telah menjadi manufaktur terbesar yang merakit perangkat smartphone dan komputer secara global, sangat mudah untuk memasang microchip untuk berbagai tujuan pemerintah.
Perusahaan yang dituding memasok server, yakni Super Micro merupakan perusahaan manufaktur terbesar dan beberapa sumber keamanan nasional AS mengklaim, telah disusupi oleh intelijen militer Tiongkok.
Advertisement
Tiongkok Membantah Terlibat
Pihak pemerintah Tiongkok sendiri menyangkal tudingan ini.
Sementara, pihak Apple menyebut, tidak ada hal berbahaya yang tengah terjadi serta tidak ada data pelanggan yang telah dilanggar oleh perangkat keras yang diduga diretas.
"Kami sangat jelas, Apple tidak pernah menemukan chip jahat, manipulasi perangkat keras, atau kerentanan yang sengaja ditanam pada server manapun. Apple tidak pernah berhubungan dengan FBI atau agen lain tentang insiden semacam itu. Kami juga tidak tahu adanya investigasi FBI," tutur pihak Apple.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: