Liputan6.com, Palu - Beragam kisah nyata korban selamat dari terjangan tsunami, gempa, dan tanah bergerak di kota Palu, Sulawesi Tengah. Sepekan sudah bencana itu melanda warga Kota Palu dan Donggala, tetapi runtutan peristiwa masih teringat jelas bagi para korban.
Seperti kisah mengharukan dari ibu dan kedua anaknya, warga warga Jalan Garuda, Kota Palu ini. Aslina Rahmawati Azis dan kedua anaknya Al Zakyandra (5) dan Bintang Mahardika (1) berhasil selamat dari terjangan tsunami yang menerjang Pantai Talise.
Aslina Rahmawati Azis, mengaku dirinya sudah pasrah ketika puluhan manusia di pantai itu tersapu tsunami, termasuk dia dan kedua anaknya.
Baca Juga
Advertisement
"Sebelum gempa terjadi dan berhenti, saya pakaikan jaket si Bintang anak bungsu kami di tugu kuda yang jaraknya sangat dekat anjungan pantai Talise. Tiba-tiba semua orang berhamburan. Karena panik, dan sempat melihat ke arah pantai tiba-tiba air laut dengan gelombang tingginya datang. Saya dan kedua anak saya tarik untuk pergi menjauh dari patung tugu kuda," kata Aslina kepada Liputan6.com, Jumat (5/10/2018).
Namun apa daya, kata Aslina, sambil teriak minta tolong dengan menarik tangan kedua anaknya berlari di sepanjang Jalan DR Sutomo. Ia pun berupaya menaiki mobil yang pintunya terbuka bersama kedua anaknya. Namun, mereka ditendang dari dalam mobil hingga terpental di aspal yang sudah digenangi air laut.
Akhirnya, lanjut Aslina, ia beserta kedua anaknya hanyut dan berusaha menyelamatkan diri di tengah kepungan air yang sudah menenggelamkan wilayah pantai Talise saat itu.
"Aliran air laut saat itu sangat kuat menerjang dan begitu cepat. Selain mobil yang bergerak hanyut dengan balok-balok kayu. Saya lihat anak saya terbawa air, dan pasrah sudah. Karena tangan saya terlepas dari pegangan mereka, saya pasrah sudah karena ikut juga hanyut dan minum air laut bercampur lumpur. Bahkan, tidak sadarkan diri beberapa saat," kata Aslina.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Al Zakyandra Tarik Tangan Ibunya yang Hanyut
Dalam kondisi yang tidak pasti. Aslina mengaku banyak melihat orang-orang yang mengapung dan minta tolong. Karena sudah tak kuasa dengan kondisinya yang hanyut, dan terlepas dari kedua anaknya.
"Saya sudah pasrah dan berdoa selamatkan anak saya Tuhan.Tapi tidak tahu kenapa, saya yang seperti berada di dunia lain. Tiba-tiba terjaga dari pingsan oleh suara dan tangan Al Zakyandra yang begitu kuat menarik saya dari aliran air yang menghanyutkan kami bertiga. Ucapan Al saat itu 'Bunda..bunda bangun'," kata Aslina dengan uraian air matanya yang membasahi pipinya.
Berselang berapa menit kemudian, saat air laut surut. Tiba-tiba ada mobil putih bersih sejenis toyota Avanza yang menghampiri kami bertiga.
"Sementara mobil yang penumpangnya tadi menendang kami ke aspal jalan itu saya lihat hanyut dihantam gelombang. Sementara mobil yang kami tumpangi, dan pengemudinya saya tidak tahu sama sekali bisa meluncur dengan selamat diantara mobil-mobil yang ada saat itu," kata kisah Aslina.
"Al atau Zaky dan Bintang kini masih trauma dengan pantai dan air laut. Bahkan, ia tidak mau minum air putih, selain susu. Itu terjadi Karena Al dan Bintang masih dalam kondisi trauma akibat minum air laut dan lumpur," kata Aslina.
Untuk sementara, lanjut, Aslina, dia dan keluarga mengungsi ke Kabupaten Luwuk lewat darat. Hal ini dilakukannya untuk pemulihan psikologi dia dan kedua anaknya.
"Rumah kami rusak tulang penyangganya, lantai keramik semua terangkat. Dan barang-barang semua berhamburan. Usai dari Luwuk saya beserta anak-anak akan ke Makassar ke rumah orangtua," kata Aslina.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement