BI Catat Inflasi 0,01 Persen pada Minggu Pertama Oktober 2018

Faktor terjadinya inflasi masih disebabkan oleh kecenderungan harga komoditas pangan yang menurun.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Okt 2018, 16:01 WIB
Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu pertama Oktober 2018 telah terjadi inflasi sebesar 0,01 persen secara month to month (mtm). Sedangkan secara year on year (yoy) tercatat sebesar 2,89 persen.

"Inlasi tetap rendah. Estiamsi bulan Oktober berdasarkan survei pemantauan harga Oktober inflasi masih sangat rendah 0.01 persen mtm, yoy 2.89 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Komplek Masjid BI, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Perry meyatakan, dengan angka tersebut, menunjukkan inflasi semakin terjaga rendah dan stabil. Kemungkinan, kata Perry, hingga akhir tahun, inflasi diperkirakan berada di bawah target BI sebesar 3,5 persen.

"Inflasi indeks harga konsumen akhir tahun ini akan kecenderunagnnya di bawah titik tengah 3,5 persen. Kemungkinan akan lebih rendah dari 3,5 persen," kata Perry.

Adapun faktor terjadinya inflasi masih disebabkan oleh kecenderungan harga komoditas pangan yang menurun. "Seluruh item harga terkendali ada sejumlah deflasi di sejumlah item seperti bawang dan cabai," ujar dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 


Inflasi Akan Tetap Terjaga di Level Rendah

Pedagang merapihkan dagangannya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi 0,05 persen (mtm) pada Agustus 2018, setelah pada Juli 2018 mencatat inflasi 0,28 persen (mtm).

Dia menjelaskan inflasi yang terkendali pada Agustus 2018 terutama bersumber dari deflasi kelompok volatile food dan administered prices. "Serta ditopang melambatnya inflasi inti," kata Perry di kantornya, Kamis 27 September 2018.

Dengan perkembangan tersebut, Perry yakin inflasi secara tahunan mencapai 3,20 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan kondisi pada bulan sebelumnya sebesar 3,18 persen (yoy).

Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring koreksi harga beberapa komoditas pangan. Kelompok administered prices kembali mengalami deflasi terutama karena koreksi tarif angkutan udara.

Inflasi inti tetap terkendali sebesar 0,30 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,41 persen (mtm).

"Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya," ujar Perry.

Ke depan, inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen (yoy).

Dia menegaskan Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dalam pengendalian inflasi sehingga inflasi tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil.

"Intinya, tekanan inflasi tetap rendah sehingga untuk akhir tahun ini diperkirakan inflasinya cenderung dibawah titik tengah sasaran 3 setengah persen," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya