Liputan6.com, Makassar - Nilai tukar rupiah loyo terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah sentuh posisi 15.100 per dolar AS. Akibatnya, pemerintah menunda sejumlah pembangunan infrastruktur.
Lantas, bagaimana nasib pembangunan mega proyek pelabuhan di Makassar yang kelak akan menjadi Ultimate New Makassar Port pada 2025?
Farid Padang, Direktur Utama PT Pelindo IV menepis kemungkinan terdampaknya proyek tersebut. Ia menuturkan, pihak Pelindo IV berhasil efisiensi, serta tidak memakai anggaran negara.
"Enggak, karena kita efisien ini. Efisien Rp 1,39 triliun. 590-nya dari sipil, 800-nya dari peralatan," ucap dia pada Jumat (5/10/2018) di Makassar.
Baca Juga
Advertisement
"Kita sudah siapkan obligasi, kemudian memang penganggaran masih sementara kita menggunakan internal," ia melanjutkan.
Farid juga menegaskan, proyek Makassar New Port ini tidak akan KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Alasan tidak inginnya terjadi KPBU adalah fakta proyek ini dilakukan Pelindo tanpa melibatkan APBN.
"Proyek ini tidak KPBU, sudah ada surat Ibu menteri ke Pak Menhub minta proyek ini tidak di-KPBU. Kenapa tidak KPBU? Karena ini lahan dan pembangunan semua murni dilakukan oleh Pelindo, bukan oleh anggaran APBN. Kalau ada APBN, baru kita bisa bicara KPBU," tegas Farid.
Farid pun menegaskan, Kementerian BUMN sudah bergerak untuk memastikan hal tersebut. "Jadi, konsep KPBU kita tak lakukan di sini, dan Ibu menteri minta, dan sudah ada persetujuan Menhub. Sesuai permintaan Ibu Menteri, tidak di-KPBU," ujar dia.
Sebelumnya, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah ke posisi 15.183 per dolar AS pada perdagangan Jumat pekan ini.
Pada pembukaan, rupiah melemah 10 poin ke posisi 15.189 per dolar AS dari penutupan Kamis kemarin di posisi 15.179. Sepanjang Jumat pekan ini, rupiah bergerak di posisi 15.165-15.193 per dolar AS. Posisi rupiah pun sudah melemah 12,01 persen sepanjang tahun berjalan 2018.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah ke posisi 15.182 per dolar AS pada Jumat 5 Oktober 2018 dari posisi 15.133 per dolar AS pada 4 Oktober 2018.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Pembangunan Pelabuhan Makassar
Sebelumnya, pembangunan Ultimate Makassar New Port menyelesaikan tahap pertama, yaitu Tahap 1 Phase A pada Oktober 2018.
Tahap ini dibangun selama tiga tahun sejak 2015, dan memiliki panjang dermaga 320 meter dan kedalaman 16 meter. Namun, Pelindo IV berhasil efisiensi, sehingga panjang dermaga sampai 362 meter.
"Tahap I Phase 1A ini 320 meter berdasarkan rencana, tapi karena kita efisiensi reklamasi, maka dia jadi 362 meter. Jadi panjang dermaga 320 sudah jadi, di ujung sana ada 42 meter sedang diselesaikan finishingnya. Selesai pertengahan bulan ini. Jadi totalnya 362," ujar Farid Padang, Direktur Utama Pelindo IV, Jumat 5 Oktober 2018 di Makassar.
Farid memaparkan, efisiensi penambahan 42 meter itu tidak menambah biaya. Sebaliknya, justru pihak Pelindo IV berhasil membangun area tambahan dengan biaya lebih murah.
"Supaya dermaga bisa optimum, ini tanpa menambah biaya. Karena reklamasi ini, dengan biaya dermaga, penganggaran sudah sampai di ujung, lalu kita kalau standar reklamasi per meter kubik itu sekitar Rp 4 sampai 5 juta,” ujar dia.
"Di sini cuma Rp 2,3 juta saja. Artinya efisiensinya sangat jauh. Efisiensi itu dipakai untuk menambah dermaga. Menambah 42 meter itu berdasarkan efisiensi" lanjutnya.
Causeway sepanjang 2,5 kilometer juga sudah bisa diakses dari gerbang masuk sampai di bibir ujung dermaga.
Proyek reklamasi ini juga tidak menghadapi kendala seperti yang terjadi di Kalibaru. Sebab, proyek dibangun dari laut terlebih dahulu.
"Kita tak repot soal lahan. Kita membangun ini cepat karena kita tak terhambat lahan seperti Kalibaru, kita membangunnya dari laut baru ke darat, kita mendapat izin konsesi untuk 100 tahun, panjang 1.000 meter. Dikeluarkan perhubungan laut," ucap dia.
Tahap I Phase 1A dari Ultimate Makassar New Port ini akan diresmikan pada Oktober 2018. Keseluruhan proyek memakan dana investasi Rp 89,57 triliun dan direncanakan selesai pada 2025.
Pada tahap awal ini, jumlah investasi Rp 2,51 triliun, terdiri dari Rp 1,71 triliun untuk infrastruktur dan Rp 0,80 triliun untuk alat-alat operasional, dan tanpa memakai APBN.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement