Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli angkat bicara soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah melemah ke posisi 15.100 per dolar AS.
Rizal menuturkan, pembatalan proyek infrastruktur tidak cukup untuk atasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk atasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rizal mengatakan, pemerintah dapat mengurangi defisit transaksi berjalan dengan menekan impor. Menekan impor tersebut menurut Rizal jangan hanya dari impor barang kecil saja. Hal itu hanya karena kurangi USD 5 miliar.
"Kurangi impor. Fokus kepada 10 item paling besar. 67 persen dari impor contohnya impor baja. China kebanyakan exxes, harga sangat murah. Krakatau Steel tidak untung. Laksanakan anti dumping terhadap produk baja, Krakatau Steel akan untung," kata dia, Jumat (5/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, ia juga meminta pemerintah untuk mewajibkan eksportir menempatkan hasil ekspornya masuk ke sistem keuangan. Hal ini karena dana hasil ekspor, menurut dia berada di Hong Kong dan Singapura.
"Wajibkan eksportir untuk tempatkan hasil ekspor ke dalam. Caranya harus wajib, masukkan dalam sistem sehingga cadangan devisa membaik dan kurs rupiah stabil," kata dia.
Rizal Ramli mencontohkan Thailand yang hasil ekspornya masuk lima persen, dan mengubah undang-undang (UU). Sekarang dana hasil ekspor sudah lebih besar masuk ke Thailand. "Kita bisa lakukan, Jokowi keluarkan Perppu," kata dia.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Sentimen Eksternal Tekan Rupiah Jelang Akhir Pekan
Sebelumnya, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berada di kisaran 15.100 menjelang akhir pekan ini. Sentimen eksternal masih pengaruhi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke posisi 15.183 per dolar AS pada perdagangan Jumat pekan ini. Pada pembukaan, rupiah melemah 10 poin ke posisi 15.189 per dolar AS dari penutupan Kamis kemarin di posisi 15.179. Sepanjang Jumat pekan ini, rupiah bergerak di posisi 15.165-15.193 per dolar AS. Posisi rupiah pun sudah melemah 12,01 persen sepanjang tahun berjalan 2018.
Posisi rupiah di 15.194 per dolar AS pada Jumat pekan ini. Hal itu berdasarkan data Reuters. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 49 poin ke posisi 15.182 per dolar AS pada Jumat 5 Oktober 2018 dari posisi 15.133 per dolar AS pada 4 Oktober 2018.
Mengutip laman Antara, kenaikan imbal hasil obligasi AS memicu pelemahan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Penguatan dolar AS berlanjut terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun,” ujar Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra,” ujar dia.
Ia mengatakan, imbal hasil dolar AS naik menjadi 3,2 persen yang didorong data ekonomi AS positif. Ini dipicu penambahan pekerjaan sektor swasta yang melampaui harapan.
Ia menambahkan, data pesanan pabrik AS juga naik 2,3 persen selama Agustus lalu. Angka ini lebihi perkiraan kenaikan 2,1 persen dan pesanan pada Juli turun 0,5 persen.
“Klaim tunjangan pengangguran di AS juga menurun selama pekan lalu menjadi 207.000,” ujar dia.
Ekonom Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih menuturkan, hasil survei BI untuk keyakinan konsumen pada September menunjukkan perbaikan sehingga kondisi ekonomi umum cukup baik. BI mencatat indeks keyakinan konsumen naik menjadi 122,4 dari 121,6.
“Hasil survei itu tampaknya belum terlihat kekhawatiran konsumen terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Artinya konsumen masih relatif optimis terhadap kondisi ekonomi secara umum,” kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement