Liputan6.com, Banyumas - Menurut legenda, ratusan monyet yang hidup di sekitar hutan Mesjid Saka Tunggal Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah adalah santri-santri nakal yang lantas dikutuk.
Terlepas dari benar dan tidaknya legenda itu, selama ratusan tahun, warga monyet ini adalah bagian dari kehidupan masyarakat Cikakak, dari waktu ke waktu. Warga tak pernah mengusik keberadaan monyet, meski kadang meresahkan.
Di musim kemarau, kenakalan monyet menjadi-jadi. Mereka kerap masuk ke perkampungan untuk mencari makanan. Ladang pun rusak diserbu habis.
Maklum, pada musim kering, sumber makanan di hutan menipis. Pun, tabiat monyet telah berubah manja setelah Mesjid Saka Tunggal dibuka menjadi obyek wisata.
Wisatawan kerap mengulungkan makanan sehingga monyet yang sebelumnya mandiri jadi tergantung pada pemberian manusia.
Baca Juga
Advertisement
Masa berubah, alam pun berganti. Di balik itu semua, keberadaan monyet-monyet, dengan segenap legenda yang melingkupinya, adalah berkah. Mesjid Saka Tunggal, tak lengkap jika tanpa monyet.
Terlepas dari itu semua, masyarakat Cikakak pun memiliki tradisi unik. Rewanda Bojana namanya. Sebuah tradisi untuk memberi makan monyet kala puncak musim kemarau, saat sumber makanan sudah benar-benar minim.
Minggu, 7 September 2018, ribuan orang dari seluruh desa yang ada di Kecamatan Wangon bersama wisatawan tumpah ruah turut menyaksikan prosesi Rewanda Bojana. Rewanda Bojana, dipusatkan di sekitar Mesjid Saka Tunggal, mesjid yang diyakini sebagai mesjid tertua di Banyumas.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan keberadaan monyet di Cikakak harus dilestarikan dan disyukuri. Sebab, keberadaan binatang tersebut juga membawa berkah, terutama bagi masyarakat sekitar dan komunitas wisata.
"Acara Rewanda Bojana ini sedapat mungkin berlangsung setiap tahun sehingga anak cucu kita nantinya juga mengetahui. Namun populasinya pun agar supaya bisa di kendalikan, dan jadikan momen Rewanda Bojana dengan memberi makan monyet ini diniatkan sebagai ibadah," ucapnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Duh, Gunungan Buah Habis Diserbu Pengunjung Rewanda Bojana
Sayangnya, peserta dan pengunjung yang mencapai ribuan orang itu tak terantisipasi dengan baik. Tradisi memberi makan monyet nan unik ini rusak lantaran gunungan sayuran dan buah yang sedianya untuk monyet ini habis diserbu oleh pengunjung.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas Asis Kusumandani mengatakan membludaknya penonton yang hadir, hingga mencapai ribuan orang, membuat acara berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Gunungan buah-buahan yang dibawa perwakilan desa, kelompok wisata dan berbagai pihak sebanyak 22 gunungan, justru habis diperebutkan oleh pengunjung.
"Dinporabudpar sebagai penyelenggara dan masyarakat Desa Cikakak, sudah berupaya untuk menjaga ketertiban pengunjung. Namun rebutan buah oleh pengunjung tak terelakkan didukung ratusan kera yang biasanya ada disekitar masjid juga tidak terlihat,” kata Asis.
Asis pun menegaskan, penyelenggara akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap gelaran Festival Rewanda Bojana 2018. Terutama pada sulitnya mengontrol peserta festival yang justru berebut makanan yang sedianya diberikan kepada monyet.
"Semua kegiatan pasti ada plus minusnya, namun demikian kekurangan ini tentunya untuk evaluasi ke depannya," ucapnya.
Di luar kekurangan yang mesti dievaluasi, kunjungan wisatawan tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kepesertaan Rewanda Bojana pun lebih luas.
Tahun lalu desa yang menjadi peserta Rewanda Bojana adalah 12 desa. Namun pada tahun ini tradisi memberi makan monyet ini juga juga melibatkan swasta, BUMD, BUMN dan pelaku wisata.
Asis mengemukakan, Festival Rewanda Bojana memiliki dua tujuan utama. Yang pertama konservasi, berupa pemberian makanan yang sekaligus bertujuan untuk kampanye pelestarian.
Tujuan kedua yakni sebagai ajang promosi wisata Desa Cikakak, sebagai tempat tujuan wisata utama di wilayah Kecamatan Wangon. Masjid Saka Tunggal dan ratusan monyet yang berkeliaran bebas di sekitar masjid adalah ikon yang sukar ditemui di tempat lainnya.
Advertisement