Aktivitas di Palu Kembali Normal, Polisi Imbau Warga Patuhi Aturan Lalu Lintas

Polisi gencar menyosialisasikan peraturan lalu lintas kepada pengendara. Ini menyusul aktivitas Kota Palu yang telah berangsur membaik.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 08 Okt 2018, 06:29 WIB
Polisi mengimbau warga Palu untuk mematuhi peraturan lalu lintas menyusul aktivitas masyarakat yang kembali normal. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas warga Palu berangsur pulih dan normal setelah gempa dan tsunami memporakporandakan kawasan tersebut. Warga pun diminta untuk kembali mematuhi peraturan lalu lintas mulai hari ini.

"Pak Hari Senin (8/10/2019) mulai normal, pakai helm ya," kata Anggota Satuan Lalulintas Bripka Sofyan kepada pengendara di Jalan Letnan Jenderal Suprapto, Palu Timur, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu 7 Oktober 2018.

Saat itu, Sofyan tengah bertugas di lokasi tersebut. Ia mengenakan pakaian lengkap dinasnya dan berdiri di pinggiran trotoar. Kakinya akan beranjak dari tempat jika melihat pengendara yang dinilai melanggar peraturan lalu lintas.

Sofyan mengungkapkan sosialisasi peraturan lalu lintas kepada pengendara terus digencarkan. Ini menyusul aktivitas di Kota Palu yang telah berangsur membaik.

Dengan begitu, volume kendaraan di ruas-ruas jalan bakal kembali padat seperti pada sebelum gempa dan tsunami. Untuk itu, agar lalu lintas berlangsung, dia pun meminta semua warga untuk mematuhi peraturan lalu lintas.

"Hari Senin pengendara wajib mematuhi lalu lintas karena aktivitas sudah mulai normal," ucap dia.

Dalam tahapan ini, kata dia, petugas tidak akan memberlakukan sanksi terhadap para pelanggar lalu lintas. Mengingat kondisi di Palu masih belum sepenuhnya pulih.

"Kami tidak menilang cuma kami mengimbau terus sampai kondisi stabil," ucap dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.


Aktivitas Beransur Normal

Warga mulai beraktivitas kembali setelah gempa dan tsunami mengguncang Sulteng. (Istimewa)

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyampaikan pesan untuk mendukung warga segera bangkit dan beraktivitas kembali. Hal itu disampaikan di hadapan para pelaku penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami pada Sabtu 6 Oktober 2018 di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Kota Palu.

Dia menegaskan, sejak dua hari lalu Kantor Gubernur telah beroperasi kembali.

Hal senada juga disampaikan Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Arief M Eddie pada rapat koordinasi. Kementerian Dalam Negeri mengajak aparatur sipil negara (ASN) mulai beraktivitas pada hari ini, Senin (8/10/2018). Melalui masuknya ASN ke kantor, masyarakat diharapkan dapat beraktivitas kembali seperti biasanya.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, beberapa hari pascagempa bermagnitudo 7,4, warga sebenarnya sudah memulai beraktivitas. Seperti membuka kios, warung makan, menjual air kelapa, maupun penginapan yang dihuni para pelaku penanganan darurat.

"Situasi ini telah didukung pemulihan utilitas dasar seperti suplai air, listrik dan bahan bakar minyak yang hampir mencapai target pemulihan," kata Sutopo dalam keterangannya, Senin (8/10/2018).

Dia menambahkan, Pertamina telah memulihkan 33 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari 36 unit yang ada di wilayah terdampak. Untuk mengantisipasi antrean, Pertamina juga menjual BBM dengan kemasan 15 liter dan SPBU mini di 50 titik.

"Pertamina mengharapkan pemerintah daerah untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasokan BBM aman untuk 14 hari ke depan, sedangkan solar 23 hari. Pertamina selalu memonitor ketersediaan pasokan sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik," ujar dia.

Sementara itu, suplai listrik sudah dapat dinikmati sebagian besar warga yang berada di wilayah terdampak. Gardu induk telah beroperasi dan sejak 6 Oktober 2018. Wilayah Parigi Moutong sudah teraliri listrik.

"PLN dengan dukungan 1.500 personel dari seluruh Indonesia berusaha untuk memperbaiki seluruh jaringan listrik yang rusak. Secara pararel, selain mengaliri listrik ke rumah warga, PLN juga melakukan prioritas untuk bangunan di dalam kota, khususnya rumah sakit. Tujuannya untuk menghidupkan pereokonomian setempat," jelas Sutopo.

Gempa bermagnitudo 7.4 terjadi pada 28 September 2018 lalu mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. Pos Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu menyampaikan bahwa data sementara korban meninggal dunia per 7 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB sejumlah 1.763 jiwa. Jumlah korban meninggal tertinggi di Kota Palu dengan 1.519 jiwa, Donggala 159, Sigi 69, Parigi Moutong 15 dan Pasangkayu di Sulawesi Barat 1 orang.

Prioritas penanganan darurat masih difokuskan pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan medis. Selain itu, distribusi logistik makanan dan non makanan serta percepatan pemulihan infrastruktur seperti jalan, listrik, pelabuhan, bandara, telekomunikasi dan pasokan BBM.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya