Liputan6.com, Manila - Memenuhi undangan Presiden RI Joko Widodo, Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan menghadiri Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali, Indonesia pekan ini.
Dalam perhelatan itu, Duterte membawa misi soal ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang berlaku saat ini. Ia juga diperkirakan akan menghadiri pertemuan sela dengan pemimpin negara ASEAN guna membawa isu yang sama, kata Istana Malacanang, seperti dikutip dari The Phil Star (8/10/2018).
Deputi Menteri Luar Negeri Filipina untuk Urusan ASEAN, Junever Mahilum-West menegaskan bahwa Duterte akan bertemu dengan para pemimpin ASEAN, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Presiden World Bank Jim Yong-kim dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 11 Oktober.
Baca Juga
Advertisement
"Presiden Duterte akan menyoroti upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), mendesak semua pihak untuk memperkuat dukungan untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah," kata West.
Duterte juga akan mendorong kerjasama yang lebih erat antara ASEAN, PBB, IMF dan World Bank untuk mengimplementasikan Visi ASEAN 2025 dan Agenda 2030 PBB.
Para pemimpin akan duduk dalam diskusi meja bundar informal dua jam untuk bertukar pandangan tentang pencapaian SDGs dan mengatasi kesenjangan pembangunan, kata pejabat Kementerian Luar Negeri Filipina itu.
"Pertemuan ini akan membahas isu-isu kunci terkait dengan menggunakan sinergi dalam memperkuat stabilitas keuangan di kawasan dan mempercepat pembangunan ekonomi dan integrasi regional, serta mengeksplorasi kolaborasi potensial untuk mencapai tujuan pembangunan," tambah West.
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan bersama-sama memimpin pertemuan para pemimpin ASEAN dan akan mengadakan konferensi pers setelahnya.
"Tidak ada dokumen resmi yang akan dikeluarkan tetapi hasil diskusi diharapkan untuk mengatur nada untuk pertemuan tahunan IMF dan World Bank yang akan diadakan di tempat yang sama," kata pihak Kementerian Luar Negeri Filipina.
Pertemuan di Indonesia dilakukan sebelum Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Singapura dan setelah sesi ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Donald Trump dan Perang Dagang China Membayangi IMF-World Bank 2018
Di Bali pekan ini, para menteri keuangan dari penjuru dunia akan bertemu dalam Pertemuan IMF-World Bank 2018.
Tahun ini mereka akan dihadapkan tentang sejumlah tantangan dan 'awan mendung' ekonomi global, yang dipengaruhi oleh kebijakan Presiden Donald Trump dan perseteruannya dengan China di sektor perdagangan, hingga sejumlah isu lainnya.
Ketika para menteri keuangan, gubernur bank sentral, akademisi dan sejumlah delegasi bersiap untuk melakukan perjalanan ke Bali untuk pertemuan tahunan tersebut, optimisme tentang masa depan ekonomi dunia berada pada titik surut yang rendah.
Pada hari Selasa, IMF akan memperbarui World Economic Outlook - sebuah laporan pengecekan ekonomi dunia - dan telah memperingatkan bahwa efek dari meningkatnya utang dan perang dagang mempengaruhi proyeksi ekonomi global, demikian seperti dikutip dari The Guardian's Observer (8/10/2018).
Pekan lalu, Kepala IMF, Christine Lagarde, mengatakan prospek ekonomi global "telah menjadi kurang cerah", meski proyeksi selama musim panas menunjukkan akan ada pertumbuhan 3,9 persen untuk 2018 dan 2019.
Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali pekan ini akan menawarkan atmosfer yang berbeda jika dibandingkan dengan edisi tahun lalu di Washington --pada saat ketika dunia mengalami periode pertumbuhan ekonomi terkuat sejak krisis ekonomi 2007-2008.
Menambah komentar Lagarde, ada peringatan pekan lalu dalam laporan stabilitas keuangan global IMF, yang mengatakan bahwa ada risiko krisis keuangan lain yang disebabkan karena pemerintah dan regulator gagal menerapkan reformasi untuk melindungi sistem.
Lagarde mengatakan bahwa sementara ekspansi ekonomi global berjalan pada laju tercepat dalam tujuh tahun, namun, ada tanda-tanda perlambatan. Pada bulan September, aktivitas pabrik global menurun sebagai akibat dari perubahan dalam kebijakan perdagangan dengan AS --dan Donald Trump menerima kritik akan hal itu.
Meningkatnya penggunaan hambatan perdagangan (trade barriers) yang diterapkan sejumlah negara, juga telah mengakibatkan penurunan impor dan ekspor, kata Lagarde. Investasi dan output manufaktur juga telah terpukul.
Penyebabnya, karena Trump secara konsisten telah memperjuangkan kesepakatan perdagangan sepihak dalam upaya untuk memajukan agenda "America First"-nya.
"Sejarah menunjukkan bahwa, meski kita tergoda untuk swasembada ekonomi, negara-negara harus menolak panggilan itu. Karena, seperti yang dikatakan legenda Yunani, itu justru membuat kapal (negara) karam," kata Lagarde seperti dikutip dari The Guardian's Observer.
Bulan lalu, Trump mengintensifkan perang dagangnya dengan China dengan memberlakukan tarif dagang baru pada barang-barang Tiongkok yang tiba di AS senilai US$ 200 miliar.
Advertisement