Liputan6.com, Jakarta Bank Muamalat memberikan tenggang waktu (payment holiday) kredit nasabah di Palu, Sulawesi Tengah yang terdampak gempa dan tsunami. Fasilitas serupa diberikan Bank Muamalat kepada nasabah di Lombok yang juga terkena gempa.
Executive Vice Presiden Head of Distribution and Network Management Bank Muamalat, Ari Purnomo mengatakan, portofolio kredit yang akan mendapat payment holiday sebesar Rp 50 miliar. Dengan jumlah nasabah sekitar 20.000 orang.
Baca Juga
Advertisement
"Jumlah nasabah kalau enggak salah 20.000 an. Kalau pembiayaan itu portofolio enggak banyak paling sekitar Rp 50 miliar, secara outstanding-nya," ujar Ari di Muamalat Tower, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018).
Ari mengatakan, jumlah portofolio kredit di Sulawesi Tengah memang tidak banyak. Meski demikian, perusahaan menetapkan tidak akan melakukan penagihan kredit sampai situasi benar-benar pulih kembali.
"Kita lagi menganalisa, sama halnya yang kita lakukan di Lombok. Di Lombok kita memberikan payment holiday. Jadi cicilannya enggak usah bayar beberapa bulan selama belum recovery. Kita akan melakukan hal yang sama. Tapi portofolio kita di Palu enggak begitu banyak," jelas dia.
Ari melanjutkan, Bank Muamalat kembali beroperasi di Sulawesi Tengah mulai hari ini. Namun, belum bisa melayani masyarakat secara penuh sebab ATM dan sejumlah gedung perkantoran masih rusak dan menunggu perbaikan.
"Hari ini sudah operasional cabang banknya setelah listrik masuk. ATM di kantor cabang utama, dan mobile bank sama. Untuk di luar-luar tidak jalan karena premisnya ambruk. Pemulihan kita sangat tegantung dengan beberapa hal, yaitu ketersediaan listrik, ketersediaan jaringan komunikasi, keamanan, dan infrastrukturnya, tempatnya ada atau enggak," jelas dia.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Begini Rencana Suntik Modal Bank Muamalat oleh Ilham Habibie Cs
PT Bank Muamalat Tbk (BBMI) akan terus berkordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memenuhi kebutuhan permodalan. Konsorsium investor yang dipimpin oleh Ilham Habibie telah menyatakan komitmennya untuk menyuntikan modal sebesar Rp 2 triliun melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) saham atau right issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Komisaris Independen Bank Muamalat Iggi H. Achsien berharap, right issue dapat selesai pada akhir tahun 2018. Perusahaan akan menggunakan laporan keuangan Juni 2018.
"RUPSLB tanggal 11 Oktober itu adalah pembaharuan izin pelaksanaan right issue. Berapa besar? Rp 2 triliun. Kita harapannya bisa selesai di akhir tahun ini," tuturnya di Jakarta, Senin (08/10/2018).
Baca Juga
Kata Iggi, Samuel Sekuritas ditunjuk perusahaan sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau underwriter. "Cuma satu saja underwriter, enggak usah banyak-banyak," jelasnya.
Bank Muamalat akan melepas 20 miliar saham dalam pelaksanaan right issue tersebut.
"20 miliar lembar saham yang dilepas, right issue ini pastinya adalah setoran berupa fresh cash yaitu dari calon investor sebagai standby buyer ke sini. Kami akan terus koordinasi dengan OJK," pungkasnya.
Advertisement