Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India dikabarkan akan membeli sembilan juta barel minyak bumi dari Iran pada November mendatang.
Rencana tersebut menjadikan India sebagai importir minyak terbesar ketiga di dunia, yang akan terus membeli bahan bakar fosil meskipun sanksi Amerika Serikat (AS) mulai berlaku terhadap Iran pada 4 November.
"Iran telah sepakat menempatkan target pengiriman minyak mentah sebanyak 9 juta barel ke India," kata sebuah sumber anonim, sebagaimana dikutip dari The Sydney Morning Herald pada Senin (8/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Indian Oil Corp --perusahaan migas terbesar di India-- akan mengimpor 6 juta barel minyak mentah dan 3 juta barel produk petrokimia, semuanya berasal dari tambang migas Mangalore.
Di lain pihak, AS berencana memberlakukan sanksi baru yang menargetkan sektor minyak Iran pada 4 November, untuk mencoba menghentikan keterlibatan negara itu dalam konflik di Suriah dan Irak, serta membawa Teheran ke meja perundingan terkait program rudal balistiknya.
"India terus melanjutkan hubungan dengan kedua mitra energi utamanya, Iran dan AS," kata sumber kedua.
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa pemerintahan Donald Trump berada "di tengah-tengah proses internal", mempertimbangkan keringanan bagi negara-negara yang mengurangi impor minyak mentah dari Iran.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak video pilihan berikut;
India Terus Membeli Minyak Iran
Penyuling dari India mengimpor sekitar 10 juta barel minyak Iran pada bulan Oktober, dan pengiriman November diperkirakan hadir dalam jumlah lebih rendah.
Di babak sebelumnya, sanksi dari tahun 2012 hingga 2015, India terus membeli minyak mentah Iran meskipun harus memangkas pembelian secara signifikan, untuk melindungi paparannya yang lebih luas terhadap sistem keuangan AS.
Dengan Uni Eropa mempertimbangkan pembentukan "kendaraan khusus" untuk memfasilitasi perdagangan dengan Iran, sebelum sanksi jatuh pada bulan November, India berharap menemukan cara untuk menyelesaikan pembayaran ke Teheran.
"Sebelumnya tidak ada saluran Eropa," kata sumber kedua. "Saat ini Eropa tidak bekerja dengan AS, jadi kami berniat mengembangkan mekanisme lain."
India, klien utama Iran setelah China, memiliki hubungan diplomatik yang erat dengan Negeri Persia. Keduanya membangun pelabuhan strategis berjuluk Chabahar, yang diharapkan akan beroperasi pada 2019.
Pada saat yang sama, India menjalin kerja sama erat dengan AS untuk beberapa isu strategis, seperti teknologi dan pertanian.
Advertisement