Sri Mulyani Bakal Bahas Penanganan Bencana di IMF-World Bank

Sri Mulyani menuturkan negara dapat saling belajar, bertukar pikiran untuk cari solusi pengelolaan bencana di pertemuan IMF-World Bank.

oleh Fitriana Monica Sari diperbarui 08 Okt 2018, 19:00 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, akan membahas masalah penanganan bencana, tepatnya mengenai Pengelolaan Bencana dan Pembiayaannya atau Disaster Risk Management dan Financing dalam kegiatan IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 di Bali.

"Waktu kita mau menjadi tuan rumah ini, salah satu topik yang saya anggap penting untuk Indonesia adalah Disaster Risk Management dan Financing. Jadi kita masukkan dalam voyage. Dan saya ingin nanti di Bali ini salah satu event yang penting," kata Sri Mulyani, seperti yang dikutip dari channel YouTube Kementerian Keuangan yang bernama Ministry of Finance Republic of Indonesia, pada Senin (8/10/2018).

Pada event tersebut, Sri Mulyani menuturkan negara-negara dapat saling belajar, bertukar pikiran untuk mencari solusi pengelolaan bencana serta pembiayaannya.

Menurutnya, pertemuan skala internasional ini juga akan dihadiri oleh para ahli, baik dari industri asuransi, para menteri keuangan, serta lembaga-lembaga multilateral.

"Jadi dalam hal ini, kita akan saling menggunakan ajang ini untuk tukar pikiran, saling belajar, ada expert (tenaga ahli) yang akan didatangkan. Kita akan bicara dengan industri asuransi, kita akan bicara di antara para Menteri Keuangan, kita akan bicara dengan Lembaga Multilateral kalau mereka bisa membawakan asuransi membangun triasuransi," ujarnya.

Sri Mulyani berharap nantinya hasil dari tukar pikiran ini dapat menghasilkan pemetaan, struktur, dan sistem pembiayaan yang dapat dipelajari dan dikembangkan di Indonesia dalam menghadapi bencana alam.

"Karena ini masalah me-manage atau mengelola risiko dan bagaimana risiko itu dipetakan, distrukturkan, kemudian dibiayai, di-cover itu semuanya adalah salah satu yang kita ingin belajar dan saya ingin kembangkan," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.


Menkeu Minta Para Menteri Belajar Alternatif Pembiayaan di Pertemuan IMF-World Bank

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberi keterangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, meminta kepada para menteri untuk bisa memanfaatkan pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali.

Pemanfaatan itu terutama mengenai potensial alternatif pembiayaan proyek yang selama ini dibiayai APBN. Pemerintah di bawah pimpinan Presiden RI Joko Widodo memang mendorong peningkatan sektor swasta dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Dengan begitu, misi pemerintah untuk mengatasi ketertinggalan infrastruktur dari negara tetangga bisa cepat tercapai.

"Opsi alternatif pembiayaan apakah itu KPBU atau Public Privat Partnership (PPP) itu sudah banyak digunakan berbagai negara. Jadi saya harap semua bisa belajar di IMF/World Bank Meeting kali ini," kata Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Senin 8 Oktober 2018.

Sri Mulyani menuturkan, dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang stabil banyak proyek infrastruktur dalam negeri yang sebenarnya sangat potensial untuk keterlibatan swasta. Proyek ini mulai dari proyek kereta api, bendungan, jalan tol hingga proyek penyediaan air bersih.

"Ini soal leadership, kalau Menterinya mau, pasti bisa diimplementasikan cepat. Karena ada yang maunya APBN minded dan ada juga yang alon-alon waton kelakon," tegas dia.

Sementara itu di kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),Basuki Hadimuldjono, mengaku didorongnya keterlibatan swasta ini mampu membantunya dalam percepatan proyek infrastruktur.

Dia menyebutkan salah satunya proyek jalan tol. Jika mengandalkan APBN, pihaknya tidak akan mampu membangun jalan tol dengan cepat, mengingat proyek ini membutuhkan investasi yang cukup besar.

"Kita itu diberi anggaran oleh Bu Menkeu ini per tahun rata-rata Rp 105 triliun. Namun begitu nyatanya kita mampu bangun jalan tol sampai sekarang yang nilainya Rp 360 triliun. Jadi berbagai model pembiayaan ini sangat membantu kami," ujar dia. (Yas)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya