Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal bergerak di zona negatif. Pelemahan mata uang rupiah masih menjadi sentimen signifikan menahan laju IHSG pada perdagangan saham Selasa (9/10/2018).
Fund Manager PT Valbury Sekuritas Indonesia, Suryo Narpati, menuturkan perang dagang hingga anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membebani IHSG pada Selasa pekan ini. Pada perdagangan Senin kemarin, rupiah di posisi 15.217 per dolar AS.
"Terbatasnya katalis positif di tengah ancaman pelemahan rupiah serta sikap pemerintah AS yang membuat ketidakpastian pasar terutama perang dagang, menjadi hambatan bagi IHSG untuk bisa keluar dari tekanan pada perdagangan di pekan ini," tutur dia dalam ulasannya di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Oleh sebab itu, Suryo berujar IHSG berpeluang terkoreksi di rentang 5.706-5.758.
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG bakal tersungkur di rentang yang sama dengan Analis Suryo. Lanjar berpendapat, IHSG terkoreksi di level 5.706-5.758 pada Selasa pekan ini.
"Secara tren, IHSG menunjukan pelemahan pada hari ini," ujar dia.
Adapun saham rekomendasi yang dapat dicermati pelaku pasar, menurut Suryo antara lain PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), serta PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP).
Kemudian yang dipilih Lanjar yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan juga PT JAPFA Tbk (JPFA).
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Rupiah Melemah, IHSG Mampu Menguat Kemarin
Sebelumnya, aju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona hijau di tengah tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 8 Oktober 2018, IHSG menguat 29,13 poin atau 0,51 persen ke posisi 5.761,07. Indeks saham LQ45 menanjak 0,69 persen ke posisi 904,13. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 167 saham menguat sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 216 saham melemah dan 122 saham diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.794 dan terendah 5.728,63.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 360.296 kali dengan volume perdagangan saham 12,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 657,77 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 15.185.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri turun 1,15 persen, sektor saham tambang melemah 0,63 persen, sektor saham perdagangan susut 0,32 persen dan sektor saham pertanian terpangkas 0,17 persen.
Sektor saham barang konsumsi naik 2,13 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur menguat 1,21 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,49 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SPAX menguat 25 persen ke posisi Rp 725 per saham, saham KPAS melonjak 24,65 persen ke posisi Rp 354 per saham, dan saham SURE mendaki 24,43 persen ke posisi Rp 326 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham PANI melemah 25 persen ke posisi Rp 192 per saham, saham PNSE merosot 21,35 persen ke posisi Rp 755 per saham, dan saham DIGI susut 16,67 persen ke posisi Rp 650 per saham.
IHSG pun mampu menguat di tengah laju bursa saham Asia yang tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,39 persen, indeks saham Thailand susut 1,21 persen.
Kemudian indeks saham Shanghai merosot 3,72 persen, dan catatkan penurunan terbesar, indeks saham Singapura melemah 0,88 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,58 persen.
Saksikan video pilihan lain di bawah ini:
Advertisement