Liputan6.com, Nusa Dua - Pendaftaran untuk mengikuti IMF-World Bank Annual Meeting sudah ditutup. Hingga saat ini, jumlah total jumlah peserta yang akan terlibat mencapai 34.223 orang.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan jumlah tersebut meliputi 14.003 peserta yang mendaftar melalui jalur Meeting Team Secretariat (MTS) dari pihak IMF-WB secara daring dan 20.220 peserta mendaftar melalui Indonesia Planning Team yang dikelola oleh panitia nasional.
Selain perwakilan dari IMF dan Bank Dunia, pertemuan yang bakal berlangsung dari 8 hingga 14 Oktober ini juga dihadiri oleh pengusaha dan bankir, yang disebut Luhut akan membuka banyak peluang kerja sama ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
"Panitia nasional 22.220 orang. Itu banyak dari bankir dan lain-lain, itu untuk cari partner sesama bankir dari luar," kata dia di lokasi IMF-World Bank Annual Meeting, Bali, Senin (8/10/2018).
"Pertemuan mereka kita fasilitasi, sehingga bisa terjadi banyak kesepakatan ekonomi di sini. Itu akan menguntungkan kita secara langsung maupun tidak langsung," tutur dia.
Dia pun menambahkan, jelang perhelatan pertemuan IMF-World Bank, pemerintah banyak membenahi fasilitas dan pembangunan infrastruktur, antara lain perpanjangan aprom Bandara Ngurah Rai, dan perluasan Bandara Banyuwangi.
Hal ini diyakini akan lebih menggairahkan iklim pariwisata di Pulau Bali. Dia bahkan mengatakan, pasca perbaikan berbagai fasilitas tersebut, terjadi peningkatan jumlah kedatangan turis dan peningkatan hunian hotel hingga 70-80 persen.
"Kami buat untung RI dengan pariwisata, itu kami perbaiki apron pesawat, kami percepat, sehingga turis Bali naik 1,2 juta per tahun, sehingga okupansi hotel naik dari 60-70 persen menjadi 70-80 persen," ujar dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Tak Ada Pemborosan Anggaran untuk Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali
Sebelumnya, rangkaian acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, telah dimulai pada Senin ini. Adapun puncak acara pertemuan tersebut akan berlangsung pada 11-12 Oktober 2018.
Beberapa kalangan menilai acara yang dihadiri lebih dari 32 ribu peserta ini bentuk pemborosan anggaran pemerintah di tengah adanya bencana yang terjadi di Lombok, Palu dan Donggala.
Menanggapi hal itu, Ketua Unit Kerja Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Peter Jacobs menilai soal anggaran ini seharusnya tidak menjadi isu yang dipermasalahkan saat ini.
"Anggaran ini sudah diketahui semua pihak, mereka (DPR) sudah menyetujui dan dijelaskan sejak lama oleh Pak Luhut, saya rasa dia sudah menjelaskan secara clear anggarannya akan dipakai untuk apa saja," tegas Peter di Nusa Dua, Bali, Senin 8 Oktober 2018.
Dengan total dana Rp 855 miliar, panitia sudah berusaha melakukan penghematan namun tanpa mengurangi berbagai fasilitas yang menjadi standar pertemuan internasional.
Mengenai korban bencana di Lombok, Palu dan Donggala, Peter menegaskan di acara ini para delegasi bahkan berinisiatif untuk menggalang dana buat mereka. Penggalangan dana ini baik dilakukan secara individu hingga sistem donasi kelompok.
"Soal Palu negara-negara ini punya concern besar jadi mereka juga lihat Indonesia ini negara besar, negara yang mampu menangani acara sebesar ini di tengah situasi yang memang sedang banyak masalah gempa di Lombok dan juga gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, jadi para peserta sendiri merasa juga ada keterpanggilan untuk memberikan bantuan," tambah dia.
Peter mengaku, daripada mempermasalahkan soal anggaran ini, lebih baik membahas mengenai berbagai manfaat pertemuan tahunan ini bagi Indonesia.
Seperti diketahui, dalam pertemuam tahunan ini, setidaknya ada beberapa isu yang akan diangkat. Pertama yang akan dibahas adalah penguatan International Monetary System (IMS). Isu kedua adalah ekonomi digital. Perkembangan ekonomi digital dipengaruhi oleh berbagai risiko.
Selanjutnya isu ketiga, pembahasan mengenai bagaimana solusi kebutuhan pembeiayaan infrastruktur di negara berkembang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan isu ke empat mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement